Setelah bermain imbang 1-1 di sepanjang waktu normal. Gol Chloe Kelly dimasa perpanjangan waktu membawa Timnas Wanita Inggris mengalahkan Jerman yang merupakan juara delapan kali piala Eropa putri, 2-1 di partai final yang sensasional untuk memenangkan Euro 2022 di Stadion Wembley yang penuh sesak.
Di hadapan 87.192 penonton yang memecahkan rekor penonton, tim putri Inggris yang dikapteni Leah Williamson memastikan Inggris meraih kesuksesan internasional besar pertama negara itu sejak tim putra mereka memenangkan Piala Dunia 1966 di tempat yang sama, Stadion Wembley.
Ini adalah tim putri Inggris terbaik yang dipuja dan terdiri dari banyak bintang dan pantas untuk mengangkat Trophy: Pencetak gol terbanyak turnamen Beth Mead, kiper Mary Earps, kapten Williamson, dan bintang yang sedang naik daun Alessia Russo serta Lauren Hemp adalah pemain kelas dunia di posisi mereka. Mereka bermain dengan semangat dan kecepatan serta nyali, untuk membungkam tim putri Jerman yang juga bermain ngotot dan brilian.
Tim putri Jerman bermain dengan brilian dan tangguh, bahkan mungkin lebih baik selama 120 menit pertandingan berlangsung, meskipun tidak diperkuat striker mematikan mereka Alexandra Popp yang cedera beberapa saat sebelum pertandingan. Skuad pelatih Martina Voss-Tecklenburg memberikan perlawanan sengit atas tuan rumah yang didukung ribuan pendukung setianya di Wembley.
Peluang pertama diperoleh tim Jerman. Mary Earps memberikan inspirasi dengan penyelamatan gemilangnya dari percobaan yang dilakukan oleh Jule Brand di babak pertama, jual beli serangan terus terjadi. Namun, hingga waktu turun minum belum ada gol yang tercipta bagi kedua tim, tetapi secara keseluruhan babak pertama berjalan seru dan menghibur.
Babak kedua masih berlangsung sengit bahkan semakin seru, Lina Magull membawa Jerman menekan pertahanan Inggris dengan melepaskan banyak umpan berbahaya dari udara. Dengan permainan yang masih macet dan menemui jalan buntu, Pelatih Inggris, Sarina Wiegman segera melakukan penyegaran dengan memasukkan pasangan Manchester United Alessia Russo dan Ella Toone, yang menggantikan Elen White dan Fran Kirby, pergantian ini membawa perubahan signifikan dalam permainan Leah Williamson cs, yang memberi Inggris suntikan kecepatan dan elastisitas yang sangat mereka butuhkan.
Hanya berselang beberapa menit sejak pergantian Ella Toone membawa Lionesses unggul atas lawannya, memanfaatkan assists luar biasa dari Keira Walsh yang mengirimkan bola panjang yang menyenangkan bagi Toone, yang dengan cerdik melihat penjaga gawang Jerman, Merle Frohms yang mencoba keluar menghadang , Toone mengangkat bola dengan lob cantik melewati Merle Frohms dan masuk ke gawang yang sontak membuat Stadion Wembley bergemuruh. Jika selama beberapa dekade sepakbola Jerman telah mencemooh gaya sepak bola Inggris yang disebut hanya sebagai "kick and rush". Gol ini adalah jawaban yang sempurna jika sepakbola Inggris juga cantik dan elegan.
Ketinggalan 0-1, Die Nationalelf julukan tim putri Jerman meningkatkan permainan. Dengan 11 menit waktu normal tersisa, sebuah umpan matang dari Tabea Wassmut diselesaikan dengan sempurna oleh Lina Magull yang bermain luar biasa untuk mencetak gol penyeimbang yang membuat publik Wembley terhenyak.
Hingga wasit meniup peluit tanda waktu normal berakhir tak ada gol tambahan yang tercipta. Partai final pun harus berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Extra time pertama kembali berakhir tanpa ada gol yang tercipta.
Sementara itu, memasuki 15 menit tambahan waktu kedua, tim Jerman tampak lebih bugar dan lebih baik. Akan tetapi dewi fortuna lebih berpihak pada tim tuan rumah, dari sebuah set-piece Lauren Hemp mengirim bola, Lucy Bronze memenangkan bola di udara, Chloe Kelly pemain asal Manchester City yang masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua berhasil memanfaatkan screamed di depan gawang Merle Frohms untuk membuat gol yang sangat dinantikan oleh publik Wembley yang langsung kembali bergemuruh panjang.
Ada banyak ketegangan sebelum pertandingan berakhir, ketika Inggris menyadari bahwa mereka akan menang. Para pemain pengganti berdiri di pinggir lapangan, penonton juga berdiri, namun tak satu pun dari mereka diberdayakan untuk melakukan apa pun selain menonton dan berharap hingga laga benar-benar berakhir.