Final tunggal putra Australia Terbuka 2022 berlangsung Minggu ini, dengan Rafael Nadal (6) menghadapi Daniil Medvedev (2) di Rod Laver Arena. Nadal ingin membuat sejarah tenis, ia berjuang untuk apa yang akan menjadi rekor gelar grand slam ke-21.
Medvedev, sementara itu, sedang mencari grand slam keduanya dengan penuh percaya diri setelah memenangkan yang terakhir tahun lalu, di AS Terbuka 2021. Duel final ini akan menjadi duel klasik yang akan dikenang dalam waktu yang lama.
Melbourne Park menjadi saksi sejarah yang dicatatkan sang maestro tenis Rafael Nadal dengan kemenangan dramatis dalam laga lima set yang penuh aksi dan menegangkan.
Di dua set awal, Rafael Nadal dibuat tak berdaya oleh lawan yang berusia 10 tahun lebih muda yang membangun benteng di belakang baseline dan mengungguli Nadal dari semua bagian lapangan.
Bahkan dengan semua perlawanan ikonik yang coba dikeluarkan Nadal, para pendukung petenis Spanyol di Rod Laver Arena dibuat bungkam, defisitnya sangat jelas dan menyeluruh, Daniil Medvedev melesat menuju gelar grand slam keduanya dalam bentuk terbaik dalam karir mudanya, penonton dan bahkan juga Nadal sepertinya sudah mahfum bahwa era Nadal sudah selesai, apa yang ingin dicapainya sudah melampaui titik kemampuannya.
Tapi tidak, tunggu dulu. Unggulan keenam ini adalah juara sejati, meski memahami usianya bukan lagi di masa keemasannya tapi dia harus tetap mengangkat kepalanya, fokus pada setiap poin yang datang dan mencari solusi sampai akhir apa yang akan dilalui.
Dia melakukannya, seperti yang dia lakukan setiap kali dia melangkah ke lapangan tenis, dan di depan kerumunan penggemar di Rod Laver Arena, Nadal menghasilkan salah satu master stroke hebat dalam karirnya yang tak ada habisnya.
Dari ketinggalan dua set, Nadal entah bagaimana mampu bangkit untuk mengalahkan Medvedev 2-6, 6-7 (5-7), 6-4, 6-4, 7-5 dalam pertarungan melelahkan dengan durasi laga selama lima jam 24 menit.
Terlepas dari semua pencapaian yang telah dicapai Nadal sepanjang karir tenisnya, ini adalah salah satu kemenangan besar dan epik dalam karir profesionalnya yang panjang. Ia menunjukkan bagaimana menghadapi krisis dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada.
Mungkin Nadal pun tak bisa memungkiri jika usianya telah menurunkan kemampuan fisiknya, namun tidak bagi semangat dan pengalamannya, 20 tahun pengalaman berkarir di lapangan tenis betul-betul dimanfaatkannya untuk meredam kekuatan dan kecepatan servis serta pukulan Medvedev.