Aku melihat cinta
pada sebatang pohon.
pada matahari pagi yang menyapa alam
pada awan yang pucat.
dan pada langit yang kehilangan birunya.
tapi aku tersiksa oleh cinta
karena ia bukanlah batu yang bisa kulemparkan kemana saja.
Aku mendengar cinta
pada seekor kutilang
pada deru angin yang menyapa ilalang
pada suara hujan yang lemah
dan pada malam yang dendangkan simphonynya
tapi aku tersiksa oleh cinta
karena ia adalah Manikam yang harus kuletakkan di tempat terbaik.
Aku merasakan cinta
pada seorang pujaan
pada tangisan bayi yang memanggil ibunya
pada sentuhan angin di pucuk dedaunan
dan pada lantunan kalam Illahi yang berkumandang di ujung malam
tapi aku tersiksa oleh cinta
karena cinta bukanlah pilihan, tapi rasa yang mencari jalannya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI