Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Setangkup Ribang (Rindu)

Diperbarui: 27 Juni 2020   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar (dok. Pribadi Denhy Lahundape

Setangkup Ribang (Rindu)

Elegi pagi hari mengalun di cakrawala
Kapalku terayun di pucuk buih gelombang menderu.
Layarnya terkembang perkasa menantang angin di hamparan biru.
Ia melesat tinggalkan pesisir, angin gemetar diiringi lambaian nyiur.
Selubung lazuardi di langit tersibak, dewi asmara bergerak menuju rindu.
Aku yang tersiksa godaan rindu, bersua dalam bayang-bayang gulita malam.
Ketika hari-hari berlalu dalam sunyi senyap
Rembulan di malam hari menjadi muram, mengiringi kerinduan.
Mentari di siang hari menebarkan teriknya, membakar kenangan.
Janji jiwa kita yang terpahat dalam direlung sukma
Untuk  menempuh masa bergandengan jejak demi jejak
Antara harapan dan impian, yang tersamar dan tak terlukiskan.
Hasratku telah menderu menjadi badai, porak porandakan jiwaku.
Aku pulang bersama setangkup ribang yang membuncah.
Saujana, lazuardi di langit telah penuh dengan rinduku.
Nantikan aku di pelabuhan Bungkutoko.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline