Madu ternyata dapat menumpas spesies microbial yang resistance terhadap antibiotic buatan manusia. Penggunaan madu sebagai antibiotic juga memiliki beberapa keunggulan antara lain :
• Pengobatan dengan madu tidak menimbulkan inflamasi
• Madu menyebabkan rasa sakit berkurang
• Madu membersihkan infeksi
• Madu menghilangkan bau pada luka
• Penyembuhan berjalan cepat tanpa menimbulkan bekas luka
• Madu bersifat antimicrobial yang dapat mencegah microba tumbuh
• Tidak menimbulkan rasa sakit pada saat penggantian pembalut karena tidak lengket
• Mempunyai stimulatory effect yang mempercepat tumbuhnya jaringan tubuh kembali
Pemakaian Madu pada Luka :
Madu biasanya digunakan sebagai topical antibacteri untuk penanganan infeksi pada tipe luka yang luas seperti : Leg Ulcers, Pressure ulcers, Diabetic foot ulcers, Luka infeksi akibat kecelakaan atau pembedahan dan luka bakar[9]. Madu lebih efektif digunakan bila kondisi luka yang sesuai dengan kemampuan madu itu sendiri. Pada leg ulcer akan efektif digunakan bila sudah terjadi luka kronis, atau dengan eksudat yang banyak khususnya venous ulcer. Untuk pressure ulcers, madu efektif bila luka dalam kondisi eksudat banyak, slough namun kurang efektif untuk luka nekrotik, demikian pula untuk luka diabetic. Luka infeksi akibat pembedahan atau kecelakaan sangat baik diberi madu karena madu mempunyai efek osmolaritas, antimicrobial dan pythocemical yang dapat menginhibisi kuman. Sedangkan luka bakar yang dapat didukung proses penyembuhannya oleh madu adalah luka bakar suferficial dan full thickness karena dapat menurunkan proses inflamasi.
Contoh :
Luka Bakar, Borok-an Bisa Disembuhkan Dengan Madu Murni, Caranya dg DioleskanMadu dapat menyembuhkan luka bakar mulai dari yang ringan hingga sedang, evaluasi sistematis terbaru oleh para peneliti Cochrane telah menyimpulkan hal tersebut. Hal tersebut mungkin bermanfaat sebagai alternatif penutup luka tradisional dalam penyembuhan luka bakar.
Sementara madu membantu tubuh mengangkat jaringan mati dan menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan jaringan baru dan sehat, perhatian saat ini terutama difokuskan pada efek antibakterialnya.
Madu lebih efektif dalam mengurangi waktu penyembuhan dibandingkan kain kasa tipis dan lapisan pembalut luka yang sering digunakan untuk merawat luka bakar yang agak parah.
Tips umum penggunaan madu pada luka antara lain :
1. Jumlah madu yang digunakan tergantung dengan jumlah cairan exudates luka. Eksudat yang banyak memerlukan jumlah substansi madu untuk dipakai.
2. Frekuensi penggantian balutan tergantung seberapa cepat madu diencerkan oleh eksudate. Sebaiknya tidak sering diganti untuk memungkinkan madu memulai bekerja dalam proses penyembuhan luka.
3. Balutan tertutup membantu untuk mencegah keluarnya ozon madu keluar dari luka
4. Sebaiknya madu di ratakan pada balutan (impregnated) lalu ditempelkan pada luka daripada madu ditempelkan langsung ke luka.
5. Untuk luka dengan eksudate yang banyak, secondary dressing dibutuhkan untuk menampung rembesan madu yang encer dari primary dressing.
6. Madu aman dimasukkan kedalam luka yang berongga dan bersinus, karena madu merupakan cairan yang dapat larut dan mudah dibilas keluar; beberapa endapannya tidak menjadi benda asing bagi tubuh (bio degradable)
7. Madu dapat di impregnated dengan alginate.
8. Balutan madu yang digunakan melebihi pinggir luka
Kesimpulan :
Pemilihan balutan sebaiknya menggunakan berbagai pertimbangan sebelumnya. Perawat harus mampu mengetahui balutan apa yang cocot bagi pasien dan persoalam apa yang dihadapi pasien (termasuk masalah ekonomi). Penggunaan madu dapat dijadikan pillihan, selain madu lebih murah, juga mempunyai efek yang baik bagi luka karena dapat memfasilitasi luka sehingga lingkungan di sekitar luka menjadi kondusif bagi penyembuhan luka. Kandungan madu yang dapat menjaga lingkungan kondusif bagi luka antara lain high osmolarity, dapat mengeluarkan hydrogen peroxide, anti bakteri, komponen phytocemical, dan dapat meningkatkan limposit T, limposit B serta meningkatkan kerja pagosit.
Madu dapat di aplikasikan pada banyak jenis luka, namun perlu dipertimbangkan fungsi madu dan bagaimana efek kerjanya pada luka. Misalnya luka derajat I tidak akan efektif oleh madu, madu juga tidak memiliki efek langsung terhadap luka necrotic.
Madu mengandung banyak manfaat bagi penyembuhan luka, namun tidak semua jenis madu dapat memiliki kandungan yang sama tergantung jenis dan sumber makanan yang dimakannya. Dan menurut penelitian madu yang berwarna kuning pucat yang terbaik.
Dibuat oleh : Christty Natalia Deliana Sitompul , Mahasiswa Universitas Diponegoro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H