Paijo seorang koster, atau penjaga gereja, gereja kecil yang tinggal sebatang kara, yakin tadi malam Tuhan berkata padanya bahwa hari ini Tuhan akan datang ke rumah Paijo.
Sejak kemarin gereja memang sudah bersih, setelah kebaktian paskah usai sampai tadi malam Paijo sibuk membersihkan gereja. Lampu yang mati sudah dia ganti dan kabel sound system yang sempat rusak sudah dia perbaiki kemarin. Genteng yang bocor karena hujan yang ekstra lebat, juga sudah diganti dan diperbaiki.
Subuh hari ini Paijo sudah membersihkan dan menata rumah sangat rapi dan indah. Dia sudah memasak lontong, opor, sambal goreng komplit, enak sekali. Karena Tuhan akan datang ke rumahnya ini, yang sempit di belakang gereja.
Hampir saat makan siang tiba, pintu diketuk. Paijo segera lari dengan riang gembira, ketika pintu dibuka, seorang pengemis tua dengan baju compang camping tanpa alas kaki berdiri menggigil kelaparan.
Hati Paijo sangat kasihan terhadap pengemis itu, ia mengajak pengemis itu ke meja makannya, menyuguhinya lontong komplit hangat dan sirup dingin yang lezat. Setelah itu dia minta pengemis itu mandi dan memberinya baju baru miliknya dan juga sandal. Pengemis itu terharu menangis, berterima kasih dan pergi.
Paijo kembali menantikan kehadiran Tuhan di rumahnya. Pintu diketuk orang dan Paijo melompat girang membuka pintu. Bukan Tuhan yang berdiri di depan pintu, tetapi seorang nenek tua yang nampak sedih.
Paijo mengajak nenek tersebut duduk di ruang tamu, ia menyuguhi semua kue-kue yang dia miliki dan segelas coklat hangat yang lezat. Paijo mengajak ngobrol nenek tersebut dan dengan gembira Paijo menceritakan hal-hal lucu, sehingga nenek itu tertawa-tawa gembira. Waktu sudah lewat senja dan nenek tersebutpun pamit dengan sangat berbahagia.
Paijo kembali menantikan kapan Tuhan akan datang, sesuai janjiNya. Walau hari hampir larut malam, namun ia masih berharap.
Hari sudah hampir jam 9 malam, pintu diketuk, Paijo pun berlari dan membuka pintu. Bukan Tuhan, tetapi seorang anak kecil yang, aduuh, menggigil kedinginan.
Paijo mengajak anak itu masuk, ia mengambil jaketnya yang hangat, memberi anak itu makan lontong lengkap dan susu hangat, sambil berbincang-bincang. Paijo pun memberi anak itu sepatu bot dan topinya. Setelah kenyang, anak itu pun berterima kasih dan pamit pulang.
Hari sudah jam 12 malam, Paijo pun siap untuk tidur, dia berpikir, rupanya Tuhan tidak jadi datang hari ini.