Lihat ke Halaman Asli

Mengaduh kepada Senja, Fajar, dan Sang Ilahi

Diperbarui: 11 November 2023   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku Tinggalkan Luka Batin kepada Senja, melepaskan beban yang ku rasakan sebelum malam tiba

Mencoba Tersenyum dan tertawa, mencoba melupakan luka yang tlah ku rasakan

Ku Merenung sambil menanti datangnya malam, seakan-akan memberikan Luka kepada Sang Malam

Namun Luka tak pernah pergi, hingga aku Tertidur

Di saat Aku terbangun dari tidurku, keluar dan menatap ke langit

Melihat Sang Fajar Telah Datang, seakan memberi isyarat

Isyarat Tentang Kabar baik, kabar Indah sebelum datangnya Pagi

Terus Ku Tatap Sang Fajar, Sembari menghirup Udara Segar

Berharap akan datangnya Kebahagiaan, namun luka yang selalu ku rasakan

Berusaha menghapus luka di saat senja, namun teringat kembali di saat datangnya Fajar

Fajar tak lama lagi pagi pun tiba, seakan-akan memberi ku kekuatan untuk terus melangkah

Melangkah ke arah yang lebih jauh, tanpa tujuan yang pasti ke mana harus aku melangkah?

Dalam Hati Ku selalu bertanya, Kepada Sang Ilahi Pemilik Hidup

Akankah Perjalanan Ku Masih Jauh ? Kapankah Aku Dapat Berhenti ?

Berhenti berjalan menyusuri Bumi, Seakan Ingin Melepaskan Luka...

Luka Yang begitu sulit ku sembuhkan, luka batin yang telah lama ku simpan

Adakah Tempat Bagi Ku Untuk Mengadu?

Menyampaikan Cerita, Tentang Masa Lalu Ku?

Tentang Mimpi Yang Tak Bisa Ku Gapai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline