Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Melakukan Budidaya Kubis dan Mawar Secara Organik

Diperbarui: 30 April 2023   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melakukan kegiatan bercocok tanam beberapa komoditas di Kebun Praktik Salaran yang dimulai dari tanggal 21 Januari 2023 dan selesai pada tanggal 15 April 2023. Setiap mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk pembagian lahan dan komoditas yang akan ditanam, dimana salah satu komoditas yang ditanam adalah kubis dan tanaman hias bunga mawar

Wilayah pertanian di Salaran cukup luas dan cocok untuk pertanian hortikultura seperti, kubis, cabai, brokoli, tomat, dan varietas sayuran lainnya. Lokasi kebun salaran FPB UKSW berada di ketinggian 1.100 -- 1.200 mdpl yang berada di kaki Gunung Telomoyo, serta mendapat curah hujan sekitar 2.000 - 2.500 mm per tahun dan dengan Rata-Rata Jumlah Hari Hujan sebanyak 120 hari (Data BPS 2022).

Tanaman kubis (Brassica oleracea var. Capitata L.) merupakan tanaman sayuran yang biasanya ditanam di daerah beriklim sedang hingga dingin. Kubis juga dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung banyak nutrisi yang diperlukan tubuh seperti serat, vitamin C, vitamin K, dan kalium. Umumnya kubis digunakan sebagai bahan baku dalam masakan seperti sup, salad, atau digoreng sebagai camilan.

Tanaman ini dapat tumbuh hingga ketinggian sekitar 60-100 cm dan lebar daunnya bisa mencapai 60 cm, bagian kubis yang memiliki nilai jual terletak pada bagian kropnya. Kubis adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasar. Dimana harga kubis per tanggal (16/4/2023) di pasar kopeng berada di sekitar Rp. 5.000 -- Rp. 7.000.

Tanaman kubis dapat tumbuh dengan baik pada tanah lempung berpasir. Kelembaban optimal untuk budidaya kubis adalah 80-90%. Kubis tumbuh dengan baik pada tanah dengan keasaman tanah (pH) 5,5-6,5 dengan pengairan dan drainase yang memadai. Kisaran suhu untuk budidaya kubis setidaknya 15,5 C hingga 18 C dan maksimal 24 C. Hal ini sesuai dengan kondisi geografis daerah getasan yang memiliki suhu, kelembaban, pengairan yang menjadikan tanaman ini cocok ditanam disini.

Bunga mawar (Rosa hybrida) merupakan tanaman hias yang yang dikenal oleh masyarakat luas karena keindahan dan harumnya. Bunga mawar berasal dari dataran China dengan seiring perkembangannya melebar luas di berbagai daerah termasuk Indonesia. Biasanya bunga mawar dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk acara adat dan sebagai bunga tabur. Warna bunga mawar dengan aneka ragam warna-warni seakan menghidupkan suasana taman, pengindah tata lingkungan.

Pengolahan lahan untuk tanaman kubis adalah dengan membajak tanah menggunakan traktor yang kemudian dilanjutkan dengan membuat bedengan dengan cangkul mengikuti garis kemiringan lahan. Setelah pembuatan bedengan diberikan pupuk kandang yang berupa campuran kotoran hewan untuk memberikan unsur hara makro pada tanah. Bibit tanaman kubis yang sudah disiapkan, kemudian ditanam dengan jarak tanam 80cm antar tanaman secara sejajar. Bunga mawar ditanam secara stek menggunakan polybag.

Dok. pribadi

Setelah proses penanaman selesai, dilakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman kubis maupun mawar seperti, penyiraman yang dilakukan ketika tidak terjadi hujan selama beberapa hari, penyulaman tanaman yang mati, penyiangan gulma, pembumbunan, dan pemberian pupuk organik cair (POC) yang terbuat dari fermentasi kulit pisang diberikan setiap 3 minggu untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.

Selama proses budidaya ini juga dilakukan perhitungan parameter jumlah daun, tinggi tanaman dan saat muncul krop untuk digunakan sebagai data pembuatan laporan akhir. Kendala yang dihadapi saat proses budidaya yaitu banyaknya hama ulat yang menyerang selama pertumbuhan kubis yang kemudian di lakukan usaha pengendalian dengan menyemprot bagian daun kubis dengan insektisda hayati yang terbuat dari ekstrak daun papaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline