Nyeri pada dada biasanya kita langsung kaitkan pada sakit pada jantung. Namun pada kenyataannya, tidak semua kelainan nyeri dada disebabkan oleh jantung. Ada beberapa penyebab yang mungkin bisa menyebabkan nyeri dada yaitu: kelainan paru-paru, asam lambung yang meningkat, tulang, otot, tumor, dan pembuluh darah. Pada artikel ini akan dibahas mengenai penyebab nyeri dada karena kelainan pembuluh darah.
Diseksi aorta merupakan salah satu penyebab nyeri dada karena kelainan pembuluh darah. Diseksi aorta adalah gangguan atau robekan aorta (pembuluh darah besar yang keluar dari jantung untuk mensuplai darah ke seluruh tubuh) pada lapisan media (terdiri dari 3 lapisan; intima, media, eksterna) yang menyebabkan pemisahan lapisan dinding aorta sehingga membentuk lubang diantara lapisan tersebut.
Penyebab dari diseksi aorta antara lain; dari gaya hidup (hipertenis tidak terkontrol, kolesterol tinggi, merokok, penggunaan obat terlarang), gangguan katup jantung, sindrom tertentu (seperti sindrom marfan atau sindrom turner), dan trauma.
Diseksi aorta akut merupakan salah satu kegawatdaruratan penyakit pembuluh darah yang perlu segera ditangani. Gejala yang dapat timbul antara lain; nyeri dada/punggung tajam seperti disobek atau disayat yang muncul tiba-tiba, pingsan mendadak tanpa sebab yang jelas, keringat berlebihan tanpa alasan yang jelas, sesak nafas, dan gangguan neurologis seperti kelemahan.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tekanan darah, jantung, neurologis, rekam jantung, laboratorium, Rontgen dada, CT scan dada, MRI angiografi transesofageal, echocardiografi, dan aortografi.
Tatalaksana yang dapat diberikan antara lain; medika mentosa dengan pemberian betablocker dan vasodilator, operasi, dan prosedur TEVAR (Thoracic Endovascular Aortic Repair). Komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit ini antara lain; perdarahan besar, gagal ginjal akut, stroke, infark miokard, dan sepsis. Oleh karena itu penting untuk mencegah komplikasi yang berbahaya itu
Apabila terdapat gejala tersebut, apalagi disertai dengan faktor resiko yang telah disebutkan di atas, segeralah periksa ke dokter untuk dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H