Lihat ke Halaman Asli

Christoffel Mintardjo

Lecturer, Author, Consultant, Technopreneur, PhD Student, Startup Founder, Philospher

Hantu Jurnal Predator: Tahu, Kenali, dan Hindari bagi Para Akademisi

Diperbarui: 21 September 2020   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: scholarlyoa.com

Para akademisi dari seluruh dunia selalu berlomba untuk mendiseminasi hasil pemikiran dan temuan mereka dalam beragam penerbit jurnal ilmiah baik bereputasi maupun tidak bereputasi. 

Dalam melakukan penerbitan tersebut masyarakat akademisi seperti dosen, peneliti, mahasiswa sering mengalami kendala baik teknis maupun non teknis. Publikasi akademis berkualitas menghadapi tantangan seperti etika, desain penelitian yang tidak tepat, hasi yang bias, biaya publikasi yang meningkat serta penilaian yang tidak adil dari penerbit akademis.

Namun kendala yang sangat bersifat negatif, menurunkan kualitas tulisan dan publikasi bahkan bersifat merusak reputasi para akademisi dan institusi ilmiah adalah yang disebut sebagai publikasi jurnal predator atau jurnal pemangsa (predatory journal). Menurut Shen dkk (2015) mengestimasi bahwa pada tahun 2014 di seluruh dunia telah terpublikasi 420.000 artikel di jurnal predator pada 8.000 jurnal akademis baik pada penerbit independen maupun pada penerbit terkenal. 

Apakah jurnal predator tersebut, serta bagaimana mengenali dan menghindari jurnal predator bagi para akademisi khususnya para akademisi di Indonesia agar terhindar dari jebakan tersebut? Dalam pemaparan di bawah ini dijelaskan secara singkat tentang hal tersebut serta solusi untuk menghindari dan menghadapi jurnal predator.

Mengetahui
Jurnal predator secara sederhana disebut sebagai jurnal model "bayar dan terbit". Jurnal predator merupakan suatu model bisnis eksploitatif yang karakteristiknya adalah memungut biaya publikasi tanpa menyediakan layanan editorial ilmiah dan kajian rekan sejawat (peer review) yang akuntabel dan transparan. 

Editorial menggunakan kebijakan akses terbuka untuk membenarkan pembebanan biaya publikasi kepada penulis dimana artikel diterbitkan segera setelah pembayaran tetapi tanpa mempertahankan standar publikasi yang sesuai untuk jurnal ilmiah. 

Istilah penerbit predator seperti: penerbitan hanya-tulis (write-only publishing), penerbitan yang menipu (deceptive publishing) semuanya mengacu pada istilah publikasi jurnal predator. Menurut Shamseer et al. (2017) intinya jurnal predator merupakan penerbit jurnal yang secara aktif mengumpulkan manuskrip dan memungut biaya publikasi tanpa menyediakan layanan kajian rekan sejawat dan editorial yang kuat.

Istilah jurnal predator pertama kali muncul dalam jurnal Nature yang ditulis oleh Profesor Jeffrey Beal. Prof Beal telah lama menginvestigasi penerbit jurnal akademis yang berpotensi serta kemungkinan merupakan penerbit dan jurnal predator.

Jurnal predator sebenarnya muncul dari bangkitnya Gerakan Akses Terbuka (Open Access Movement) terhadap publikasi ilmiah yang bermanfaat untuk kemudahan akses jurnal oleh semua orang. 

Namun dampak dari hal ini adalah munculnya model bisnis dari jurnal akses terbuka ini khususnya terkait dengan monetisasi dan kapitalisasi secara besar-besaran dari publikasi jurnal akademis. Hal ini kemudian memunculkan penerbit oportunis yang menciptakan peluang baru di tengah kehausan dari para akademisi untuk mempublikasikan jurnal mereka.

Biasanya penerbit jurnal predator memberikan informasi yang menyesatkan tentang: (1) informasi palsu tentang keterlibatan akademisi terkenal dalam proses kajian jurnal; (2) menyebarkan informasi palsu tentang indeks jurnal; (3) menyajikan indikator bibliometrik palsu, sering mirip dengan indikator yang sangat dihormati di komunitas ilmiah; (4) tidak memberikan verifikasi tentang keaslian manuskrip yang masuk; serta (5) mengutip biaya untuk menambahkan nama ke daftar penulis karya yang tidak ditulis oleh mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline