Peran gender, yang mengacu pada peran, perilaku, dan aktivitas yang diasosiasikan dengan laki-laki dan perempuan dalam suatu masyarakat, telah mengalami transformasi signifikan sepanjang sejarah. Jika dahulu peran gender cenderung lebih rigid dan ditentukan oleh norma-norma sosial yang kaku, kini peran gender semakin kompleks dan dinamis.
Bagaimana perempuan dan laki-laki menjalani kehidupan dan berinteraksi di masyarakat?
Evolusi Peran Gender
- Pergeseran Norma Sosial: Seiring berjalannya waktu, norma-norma sosial yang terkait dengan gender semakin longgar. Perempuan tidak lagi hanya terbatas pada peran domestik, tetapi juga aktif berkarier di berbagai bidang.
- Kesadaran akan Kesetaraan Gender: Meningkatnya kesadaran kesetaraan gender mendorong perubahan dalam kebijakan publik, dunia kerja, dan dalam kehidupan sehari-hari.
- Pengaruh Globalisasi: Globalisasi memperkenalkan berbagai ide dan nilai tentang gender, pada gilirannya memengaruhi pandangan masyarakat terhadap peran gender.
Meskipun terjadi perkembangan yang meningkat, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai kesetaraan gender:
- Stereotipe Gender: Anggapan bahwa ada peran tertentu yang hanya sesuai untuk laki-laki atau perempuan, hal ini masih sulit dihilangkan.
- Diskriminasi Gender: Perempuan masih sering mengalami diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti upah yang tidak setara, kesempatan kerja yang terbatas, dan kekerasan berbasis gender.
- Beban Ganda Perempuan: Banyak perempuan yang masih harus memikul beban ganda, yaitu mengurus rumah tangga dan bekerja di luar rumah.
- Maskulinitas Toksik: Konsep maskulinitas yang sempit dan toksik dapat membatasi ekspresi diri laki-laki dan menciptakan tekanan untuk selalu tampil kuat dan dominan.
Untuk mencapai kesetaraan gender, diperlukan berbagai upaya bersama dari berbagai pihak, antara lain:
- Pendidikan: Memberikan pendidikan yang berkualitas untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap gender.
- Kebijakan Publik: Membuat kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, seperti kuota perempuan dalam politik, perlindungan terhadap korban kekerasan berbasis gender, dan penghapusan diskriminasi dalam dunia kerja.
- Peran Media: Menyajikan pemberitaan yang objektif dan tidak memperkuat stereotipe gender.
- Partisipasi Masyarakat: Setiap individu memiliki peran dalam mewujudkan kesetaraan gender. Kita dapat memulai dari lingkungan terdekat dengan menolak segala bentuk diskriminasi dan mendukung upaya-upaya untuk mencapai kesetaraan.
Peran interaksi dalam Masyarakat
- Lingkungan Kerja: Di lingkungan kerja, interaksi antara perempuan dan laki-laki semakin intens. Namun, masih ada tantangan seperti kesenjangan upah, glass ceiling, dan bias gender yang perlu segera diatasi
- Keluarga: Dalam keluarga, interaksi antara perempuan dan laki-laki juga mengalami perubahan. Ada kecenderungan menuju pembagian tugas yang lebih merata, namun masih banyak keluarga yang mempertahankan pola tradisional.
- Lingkungan Sosial: Di lingkungan sosial, interaksi antara perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang berlaku. Beberapa masyarakat masih memiliki pandangan yang sangat konservatif terhadap peran gender, sementara masyarakat lain lebih terbuka terhadap perubahan.
Kesetaraan gender seharusnya menjadi norma dalam masyarakat, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi, terlepas dari jenis kelaminnya.
Contoh Penerapan Kesetaraan Gender
- Pembagian Tugas Rumah Tangga: Pembagian tugas rumah tangga yang adil antara laki-laki dan perempuan.
- Representasi Perempuan dalam Media: Meningkatnya jumlah perempuan dalam posisi pengambilan keputusan di media.
- Akses Perempuan terhadap Kredit: Kemudahan akses bagi perempuan untuk mendapatkan kredit untuk usaha kecil.
Mengapa Kesetaraan Gender Penting?
1. Setiap individu berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama.