Desa Kalices, Selasa (9/6) – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani hutan dan memperkuat peran koperasi, Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang (PPK Ormawa HMPPE FEB UNNES) menyelenggarakan Workshop Manajemen Koperasi Tani Hutan Desa Kalices. Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Kalices ini mendapatkan antusiasme tinggi dari warga setempat, baik yang tergabung dalam kelompok tani maupun masyarakat umum. Narasumber utama dalam acara ini adalah dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNNES, Bapak Muhammad Feriady, S.Pd., M.Pd., yang memberikan materi komprehensif mengenai pengelolaan koperasi dan strategi peningkatan produktivitas hasil hutan.
Dalam pemaparannya, Bapak Muhammad Feriady menjelaskan berbagai aspek penting dalam pengelolaan koperasi tani hutan. Ia menekankan bahwa manajemen yang baik dan pemahaman tentang koperasi sangat penting untuk keberhasilan usaha tani hutan. Feriady juga memberikan berbagai strategi untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat jejaring pemasaran hasil hutan. “Keberadaan koperasi sangat penting bagi keberlanjutan ekonomi desa, terutama bagi para petani hutan. Dengan manajemen yang baik, koperasi dapat menjadi pilar utama dalam meningkatkan taraf hidup petani melalui peningkatan produktivitas dan pemasaran hasil hutan yang lebih efektif,” jelasnya.
Selama sesi tanya jawab, Pak Untung, salah satu warga, mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya pendirian koperasi. "Pendirian koperasi ini baiknya diawali dengan gotong royong. Sebelum membentuk koperasi, apakah tidak lebih baik dibangun dulu SDM-nya? Modal awal 150 ribu rupiah dan anggota lebih banyak, tapi kelompok taninya tidak hidup tidak mati," tanya Pak Untung.
Bapak Muhammad Feriady menjawab bahwa meskipun SDM sangat penting, itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan koperasi. "Kita perlu memahami bahwa SDM bukanlah satu-satunya faktor. Motivasi dan kebutuhan bersama juga sangat penting. Kita akan membentuk kelompok tani dengan alasan utama kebutuhan bersama. Kelompok tani hadir sebagai solusi dan koperasi menjadi alat untuk mencapai solusi tersebut," jelas Pak Feriady.
Pak Feriady juga menyoroti masalah yang sering dihadapi oleh petani jagung, seperti ketersediaan pupuk. "Solusi untuk masalah ketersediaan pupuk adalah menyediakan lebih banyak pupuk. Kita bisa membentuk toko pertanian atau toko pupuk yang bekerja sama dengan dinas pertanian. Koperasi dapat menjadi wadah di mana setiap anggota mendapatkan pupuk secara adil, bukan berdasarkan jatah masing-masing petani," tambahnya.
Lebih lanjut, Pak Feriady menegaskan pentingnya bantuan pemerintah yang harus disalurkan melalui organisasi seperti kelompok tani atau koperasi. "Kelompok tani harus saling tolong menolong dengan mendirikan koperasi. Dengan adanya koperasi, bantuan dari pemerintah bisa disalurkan dengan lebih efektif dan merata," katanya.
Selain itu, Pak Feriady mendorong petani untuk membangun usaha baru yang dapat meningkatkan pendapatan mereka, seperti kotakan lebah atau membuka toko. "Dengan mendirikan usaha baru, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka dan keberlangsungan ekonomi desa dapat terjaga," tutup Pak Feriady.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H