Pernikahan kami baru berumur 2 bulan ketika saya menulis ini. Mengamat-amati pernikahan membuat saya banyak belajar dan bertanya-tanya. Mengapa ada pernikahan yang begitu bahagia dan awet hingga maut memisahkan? Tapi, mengapa pula begitu banyak pernikahan yang kandas di tengah jalan?
A wedding is beautiful, but keeping it last is much more beautiful
Menikah itu indah. Saya masih ingat banget bagaimana perasaan saya waktu pertama kali tahu akan menikah. Wah, bahagia banget. Gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Maka selanjutnya pun hari-hari saya adalah hari penuh kebahagiaan. Mempersiapkan semua detail pernikahan memang lelah dan menegangkan, tapi rasanya sungguh menyenangkan.
Ketika hari-H tiba, ternyata bahagianya jauuhhh lagi melebihi sebelumnya. Maklum jadi ratu sehari. Tapi yang paling membahagiakan tentu bukan itu, namun karena perjalanan cinta yang kami tempuh 8 tahun akhirnya berakhir di pelaminan. Tapi, itu cerita lain lagi.
Sebelum memasuki pernikahan, kami banyak dinasihati oleh orang-orang. Banyak sekali yang berkata bahwa pernikahan itu sangat sulit, penuh dengan perjuangan dan air mata untuk bisa tetap mempertahankannya. Tapi, beberapa juga berkata menikah itu sebetulnya mudah, mereka sudah membuktikannya sendiri.
Orang tua kami sendiri merupakan contoh yang sangat baik dalam pernikahan. Saat ini mereka sudah 28 tahun menikah, dan masih tetap bahagia. Kalau ditanya apa kunci rahasia pernikahan yang bahagia, tentu masing-masing orang punya jawabannya sendiri.
Momen pernikahan dimana kedua mempelai saling mengucapkan janji nikah adalah suci dan indah. Tapi yang lebih indah adalah hari-hari dimana kita mempertahankan janji itu, sesulit apapun keadaannya. Kenyataannya, penghancur rumah tangga terbesar saat ini masih diduduki oleh faktor keuangan dan kehadiran pihak ketiga. Tapi itu hanyalah faktor eksternal. Faktor luar yang sebetulnya dapat diatasi dengan kerja sama yang baik dari kedua belah pihak. Namun penghancur utamanya adalah dari internal, dari dalam hubungan itu sendiri. Mudah sekali untuk beralasan sudah tidak ada kecocokan lagi dalam membina hubungan.
Seringkali dengan mudah pertengkaran terjadi hanya karena gak ada yag mau mengalah. Hal sepele masalah memencet odol dari bawah atau dari tengah pun dijadikan alasan sudah tidak cinta. Beda prinsip katanya. Akhirnya memutuskan mencari yang se-prinsip dan sejalan. Namun sadarkah mereka, bahwa tidak ada satupun manusia di dunia ini yang akan bisa sepenuhnya se-prinsip dan sejalan dengan kita?
Itulah sebabnya pada waktu pernikahan mengucapkan janji nikah. Karena ketika cinta tidak lagi membara dalam pernikahan, yang tersisa hanyalah janji yang sudah diucapkan untuk sehidup semati, sampai mau memisahkan. Seberat apapun masalah yang dihadapi, betapapun berbedanya si dia dengan kita, janji tetaplah janji yang harus ditepati.
Maka ketika permasalahan datang, ingatlah betapa indahnya ketika kita saling mengucapkan janji nikah itu. Berjanji untuk saling setia, berjanji untuk membahagiakan orang yang paling kita cintai. Karena, menikah itu memang indah, tapi mempertahankan pernikahan itu jauh lebih indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H