Lihat ke Halaman Asli

"Faults In Verbal and Non-Verbal Communication in Bussiness Advertising"

Diperbarui: 8 Mei 2018   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: careers.kelley.iu.edu

Kesalahan dalam Iklan, wajarkah?

Iklan (Advertisement) merupakan segala bentuk pesan untuk mempromosikan benda seperti barang, jasa, tempat usaha maupun ide yang disampaikan melalui media dan ditunjukkan kepada sebagian masyarakat. Iklan juga merupakan pesan yang diarahkan untuk membujuk orang lain yang melihat dan membacanya untuk membeli barang dan jasa tersebut.

Terdapat 2 jenis iklan, yaitu iklan yang dikelompokkan berdasarkan isinya dan berdasarkan media yang digunakan. Berdasarkan isinya, iklan dibagi menjadi iklan pengumuman, iklan penawaran (Niaga) dan Iklan Layanan masyarakat. Sementara berdasarkan media yang digunakan iklan dibagi menjadi iklan cetak (majalah,koran, poster, baliho) , iklan elektronik (radio,televisi), iklan film (iklan proprti endorsement dan live action movie), iklan media digital interaktif/internet (banner and button, website, sponsorship, email advertising), iklan luar ruang/out of home (iklan transit dalam bus). 

Dalam artikel ini, akan lebih membahas mengenai periklanan di dalam dunia bisnis. Iklan yang digunakan di dalam lingkup bisnis, bisa digolongkan ke dalam bentuk verbal dan non verbal.

Selain menggunakan bahasa verbal (seperti lisan, tertulis atau tergambar), iklan dapat disampaikan menggunakan bahasa non-verbal. Bahasa non-verbal merupakan proses komunikasi tanpa menggunakan kata-kata seperti menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara dapat disampaikan melalui media iklan elektronik seperti di Televisi maupun Video Youtube.

Dalam mempromosikan produknya, perusahaan perlu membuat suatu iklan yang menarik perhatian konsumen. Bahasa non-verbal digunakan untuk menarik perhatian konsumen seperti dengan menekankan slogan produknya, menggunakan gaya emosi, gaya berbicara. Dari bahasa non-verbal tersebut, perusahaan berusaha untuk menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai keunggulan produk yang dimilikinya.

Pesan non-verbal yang diungkapkan dalam sebuah iklan dapat berfungsi untuk mengulangi ungkapan dari pesan verbalnya serta bersifat melengkapi arti pesan verbal. Melalui pengulangan dan penegasan oleh pesan non-verbal, lahirlah iklan yang komunikatif dan mampu membangkitkan keinginan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Namun, terkadang dalam penyampaian pesan iklan ini, sering dijumpai makna kalimat yang kurang jelas sehingga dapat menimbulkan salah arti bagi sebagian audience. 

Salah satu contoh kesalahan komunikasi verbal dalam iklan di salah satu spanduk misalnya adalah kesalahan dalam penulisan Bahasa Inggris. 

kesalahan-dalam-poster-bahasa-inggris-1-5af1ac32dd0fa85a134c66b2.jpg


Mengapa hal ini tidak wajar? Karena arti dari spanduk tersebut adalah "Selamat datang para Turis, Kami berbicara Bahasa Inggris". Namun realitanya tulisan pada spanduk tersebut tidak mencerminkan bahwa mereka dapat berbicara bahasa inggris apabila dilihat dari penulisan kata nya.

Selain dalam komunikasi secara verbal, kesalahan iklan juga dapat terjadi secara Non-Verbal, yaitu misalnya di iklan pada televisi. Misalnya adalah salah satu iklan produk minuman ini:


Di dalam iklan tersebut, terdapat kesalahan non-verbal yang dapat kita lihat melalui tingkah laku sang model iklan bahwa ia lupa membuka tutup botol minuman yang ia promosikan.

Tentu di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak luput dari kesalahan, karena memang tidak ada manusia yang sempurna. :) Namun, kembali lagi kesalahan tentu dapat diminimalisir. Lantas wajarkan kesalahan dalam iklan itu bisa terjadi?

Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan nilai tambah bagi usaha yang dijalankannya, baik berupa penjualan barang maupun jasa. Untuk meningkatkan produktifitas perusahaan dalam penjualan produknya,  diperlukan promosi yang tentunya harus dilakukan sebaik mungkin agar produk yang dikenalkan dan ditawarkan dapat diminati customer dan tentu menjaga nama baik perusahaan. :)



Created by:

Christine Wulandari Asprillia, Talitha Tirtaprawesti, Raja Daniel, Kezia Gracilya

Atma Jaya, Jakarta, 2018


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline