Lihat ke Halaman Asli

Christine Gloriani

Pembaca yang belajar menulis

Selimut Tetangga Memang Lebih Hangat

Diperbarui: 18 Januari 2019   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

"Katanya Misri, kemarin sore Bapak keluar rumah dari sore sampai malam? Pergi ke mana?" 

"Bapak cuma nyobain selimut tetangga. Dengar-dengar lebih hot, eh lebih hangat maksudnya." Bapak terkekeh sambil memperhatikan siaran berita di tv. 

"Bapak kok tega?" Sebuah bantal sofa melayang dan jatuh tepat di kepala Bapak. 

"Bune ini kenapa to? Datang-datang malah marah." 

"Bapak itu yang bikin masalah, tau bini nggak di rumah malah nyobain selimut tetangga. Tetangga mana?" 

"Bu Fia." 

"Bu Fia yang suaminya tinggal di luar kota? Yang bahenol itu?" 

"Iya, yang itu. Kelamaan kalau nunggu Ibu pulang, jadi Bapak langsung ke sana saat dipanggil Bu Fia. Bapak kan nggak boleh melewatkan kesempatan emas." Bapak merapikan bantal sofa yang tadi dilempar. 

"Bapak!" Ibu sudah meraih bantal lain tapi Bapak malah beranjak masuk kamar. 

"Dari pada marah-marah mending cobain dulu selimut yang beli di tetangga. Lebih tebal jadi lebih hangat. Bapak khusus beli buat Ibu biar nggak kedinginan pakai selimut tipis." 

"Jadia Bapak ke rumah Bu Fia buat beli selimut? Bukan nyobain selimut tetangga dalam tanda kutip?" Jari-jari Ibu membentuk tanda kutip di atas kepala. 

"Ya, iya to." 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline