Lihat ke Halaman Asli

Christine Gloriani

Pembaca yang belajar menulis

Melestarikan Bahasa Jawa dalam Wujud Buku Samudraning Asmara

Diperbarui: 31 Desember 2018   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bukanlah orang yang ahli berbicara bahasa Jawa. Bahasa Jawa menurutku adalah bahasa yang sarat makna dan sulit dipelajari. Namun aku tidak mau kalah dengan orang asing yang semangat belajar bahasa Jawa. Sebagai orang asli Solo, harusnya aku lebih mampu berbicara bahasa Jawa.

Tawaran dari Bunda Anis untuk membuat buku berbahasa Jawa kusambut dengan baik. Hitung-hitung sebagai latihan untuk mengasah kemampuan berbahasa Jawa.

Ikut bersemangat ketika melihat teman-teman lain juga bersemangat untuk keroyokan membuat buku. 

Ada beberapa hal unik tentang buku ini, antara lain :

1. Bahasa Jawa 

    Menggunakan bahasa Jawa sebagai pengantar, tapi tetap menyertakan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar suku lain bisa ikut menikmati bacaan yang sudah dirangkai dalam satu buku. 

2. Karya Terpilih dan Artikel Utama 

    Beberapa penulis mengambil karya terbaik mereka untuk disertakan dalam kumpulan cerita ini. Sebut saja Umi Karla dalam Lebih Baik Berhenti Saja Menulisnya dan Mbak Jora dalam Pepesthen Mbak Hana. 

Foto: UKM Pers

3. Sarasehan Jogja

    Buku "Samudraning Asmara" ini akan dilaunching di Sarasehan Literasi yang bertempat di Jogja dan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2019. SARASEHAN  GRATIS. Siapa mau boleh ikut, tinggal daftar saja. 

Semoga ini awal yang baik untuk memeriahkan literasi Indonesia . 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline