Lihat ke Halaman Asli

Christine Gloriani

Pembaca yang belajar menulis

Ketika Jun Menghilang, Bhara Siap Menggantikan

Diperbarui: 9 Desember 2018   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Part 1 Maling Itu Bernama Jun

Part 2 Suatu Pagi yang Menggelitik di Warung Pop Mie

Bhara mendekatkan diri pada Rin, memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan bisikan merdu dari yang tercinta. "Bhar, apa suaraku terlalu merdu hingga anak-anak langsung tidur ketika kudongengin?"

Bhara terdiam sejenak, ini pembahasan yang di luar dugaan. Dia kira Rin bakal menyatakan rasa suka dan kagum pada seorang Bhara. Cowok itu gantian berbisik pada Rin. "Iya, merdua banget tapi lebih merdu lagi kalau nggak ngomong."

"Sialan!" Rin melancarkan cubitan bertubi-tubi.

Bhara tidak mengaduh malah tersenyum lebar. Dia menangkap tangan Rin yang bergerak dengan kecepatan seribu bayangan. "Aku rela dicubit berkali-kali asalkan kamu yang nyubit."

Seratus bunga sakura mekar di pipi Rin membuat semburat pink bermunculan. Rin tersenyum malu-malu. Jarak mereka tidak sampai sejengkal, kalau didrama Korea ini tandanya si cowok mau cium ceweknya. Maka dari itu Bhara sedikit demi sedikit makin mempersempit jarak.

"Bhara! Woi!" teriak Jun dari kejauhan sambil mengacungkan golok besar yang berkilat terkena cahaya matahari.

"Awas ada Jun galak! Pakde bilang juga apa?" Iwan Gendut sibuk mengamankan pop mie dan juga cangkir-cangkir kopi. Termasuk cangkir yang dipegang Owly. Akhirnya terjadi tarik menarik antara Iwan Gendut dan Owly yang masih ingin menyeruput kopi panas.

"Bhara!" teriak Jun untuk kedua kalinya.

Bhara dan Rin berpandangan sejenak, sedetik kemudian saling menjauh dengan salah tingkah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline