"Halo, Fen. Kamu jadi berangkat sekarang?"
"Iya dong, Lin. Udah cuti nih,udah siap berangkat juga."
"Mas Ferdy juga sudah berangkat," keluh Linda.
Aku tersenyum, Linda pasti sedang merajuk sambil mengelus perutnya yang membuncit. "Sudah, tenang-tenang saja di rumah. Jaga kandunganmu, jangan sampai kecapekan."
"Iya juga sih, tapi pengen ikut. Kamu kapan pulang?"
"Sekitar seminggu lagi," ujarku.
Terdengar suara klakson tiga kali tepat di depan rumah. "Lin, aku tutup telfonnya ya. Jemputan sudah datang, berangkat dulu ya."
Buru-buru memutuskan sambungan sebelum Linda memberikan jawaban. Menarik koper dan secepatnya mengunci pintu.
"Buruan! Keburu malam!"
Nah, ini lah yang kuhindari, diomeli karena membuatnya lama menunggu. "Iya, bawel. Aku pamitan dulu sama istrimu."
Fendy turun dari mobil sambil meringis. Memberi pelukan ringan, tak lupa mengecup pipi kananku. "Dia juga merengek minta ikut padahal sudah kutolak." Meraih koperku dan memasukkannya dalam bagasi.