Lihat ke Halaman Asli

Christina Wildelia Easter

Mahasiswa Ekonomi Universitas Tanjung Pura

Potret Kehidupan Seorang Lansia Penerima Bantuan Sosial di Kota Pontianak

Diperbarui: 14 April 2024   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi diambil sendiri

Di tengah Desa Parit Baru di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak terdapat seorang wanita berusia 75 tahun bernama Ibu Saodah. Beliau adalah seorang janda yang hanya memiliki satu orang anak yang sudah berkeluarga. Suami Ibu Saodah sudah lama meninggal dunia. Pada saat ini Ibu Saodah tinggal bersama anak, menantu, dan ketiga cucunya. Kegiatan yang biasa dilakukan beliau selain bekerja adalah mengurus cucunya yang masih berusia 2 tahun. Ketika Bu Saodah sakit biasanya keluarga akan membawanya berobat ke puskesmas, bagi mereka biaya berobat ke puskesmas lebih murah bagi mereka yang tidak memiliki kartu BPJS.

Bu Saodah tidak pernah menginjak bangku sekolah, Diusianya yang sudah memasuki lanjut usia ia masih bekerja, beliau merupakan seorang buruh tani yang bekerja di lahan sawah milik orang lain. Bersama dengan teman-temannya, setiap hari mereka berangkat ke sawah dengan berjalan kaki, menempuh perjalanan selama 20 menit. Saat masa panen tiba, beliau mampu menghasilkan 100kg padi, dan setiap 1 kg padi yang berhasil dipanen, Bu Saodah mendapatkan uang sebesar Rp6.000, Namun biasanya hasil panen Bu Saodah tersebut tidak semuanya dijual, sebagian digunakan untuk konsumsi pribadi. Pendapatan yang dihasilkan beliau biasanya dialokasikan untuk membantu anaknya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan, membayar tagihan Listrik, dan lain-lainya. Ibu Saodah tidak memiliki aset kendaraan maupun alat-alat elektronik, karena ia menumpang hidup di rumah anaknya.

Dokumentasi diambil sendiri

Menumpang hidup dengan anaknya, rumah tempat Bu Saodah tinggal berukuran 16 m2 x 6 m2, dengan ruang  yang terdiri dari tiga kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu. Dinding ruang tamu mereka terbuat dari tripleks, sedangkan dapur menggunakan semen, atapnya berupa seng, dan lantainya terbuat dari keramik di bagian depan dan semen di dapur. Sumber air minum yang biasa digunakan oleh Bu Saodah  adalah air hujan, sedangkan untuk mandi dan mencuci biasanya menggunakan air parit yang disedot. Listrik yang digunakan sebesar 450 kWh, dengan biaya bulanan sekitar Rp113.000.  Di rumah tempat Bu Saodah tinggal terdapat alat-alat elektronik yaitu kipas angin, rice cooker, dan mesin cuci. Bahan bakar yang digunakan untuk masak sehari-hari adalah gas, biasanya Bu Saodah makan sebanyak  2 hingga 3 kali dalam sehari.

Dokumentasi diambil sendiri

Beliau mulai menerima bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2017, jenis bantuan yang ia terima adalah untuk program bansos bagi lansia. Bantuan yang ia terima berupa uang sebanyak Rp600.000 yang akan ia terima setiap 3 bulann sekali. Bukan hanya Bu Saodah, keluarga anaknya beliau juga menerima bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH).

Wawancara dan observasi dilakukan pada Februari-Maret 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline