Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Pulau gebe (HPMPG) JABODETABEK Periode 2022-2024 melakukan pelantikan di gedung D'Hotel jakarta selatan (Sabtu, 19 November 2022). adapun yang menjadi ketua adalah Almuhasyir A. Idrus
Turut hadir dalam pelantikan ini Sekjend PB FORMMALUT, Almuhasyir A. Idrus atau lebih dikenal dengan sebutan Arsil Made-Lessy, yang sekalgus melantik pengurus baru Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Pulau gebe (HPMPG) abodetabek Periode 2022-2024. Dalam sambutannya ia menilai eksistensi Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Pulau gebe Jabodetabek dinilai sangat strategis untuk menjawab tantangan sosial di pulau Gebe yang secara nyata delapan puluh persen pulau Gebe telah di kuasai perusahaan asing yang kehadiran dari perusahaan ini belum mampu menjawab narasi kemiskinan dan ketertinggalan serta kesenjangan di masyarakat Gebe.
"Sejauh ini kita telah menerapkan ekonomi ekstraktif, tetapi justru melahirkan kesenjangan di tengah masyarakat, dengan adanya wadah ini diharpakan mampu melahirkan gagasan-gagasan kristis dan inovatif dalam sektor ekonomi yang lebih ramah lingkungan, artinya tidak hanya bergantung kepada sektor pertambangan sehingga secara tidak langsung kita dapat melakukan ekonomi tandingan inklusif yang nantinya menghantarkan generasi pulau Gebe ke tahap lebih baik" pungkasya
Asril juga menilai berbagai pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, listrik dan air bersih terbengkalai dan berbagai infrastruktur yang telah dibangun menjadi hancur total. Dan menurutnya pemerintah daerah maupun Pusat tidak lagi mampu menyediakan layanan kesehatan selama 24 jam, pendidikan gratis, menyediakan dokter dan guru serta menciptakan lapangan pekerjaan pasca berakhirnya proses penambangan bagi masyarakat Pulau Gebe seperti yang pernah dilakukan oleh PT. Antam, Tbk (persero).
Ia juga melihat kegagalan negara dalam menyediakan pelayanan publik kepada masyarakat Pulau Gebe, tidak terlepas dari proses sub-ordinasi yang terjadi saat proses penambangan sedang berlangsung. Ketidakmampuan negara dalam memberikan pelayanan publik merupakan sebuah gambaran konkret tentang dampak dari proses sub-ordinasi peran negara yang mengakibatkan rendahnya kapasitas dan kapabilitas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Pulau Gebe.
"Masih banyak tingkat kesenjangan yang harus di hadapi, keterbelakangan Masyarakat dalam menikmati kemajuan teknologi dibatasi dengan tidak meratanya pembangunan Tower Jaringan salah satunya di titik-titik tertentu, padahal kita tau perputaran ekonomi disana sangat baik, dan ketergantungan masyarakat hanya pada perusahaan" tuturnya
Ia juga mengajak rekan-rekan HPMPG Jabodetabek untuk berkolaborasi dengan PB FORMMALUT Jabodetabek lewat program serta mengajak berjuang bersama untuk keadilan pembangunan dan Hak-Hak yg wajib di terima masyarakat Gebe, karena Aset terakhir masyarakat pulau Gebe adalah mencerdaskan geberasi mereka.
"Kedepan HPMPG ini akan menjadi harapan masyarakat Pulau Gebe dengan keberadaan mereka di Jabodetabek yang secara pembangunan, Ekonomi dan Teknologi sangat berkembang pesat, ini akan menjadi nilai perbandingan untuk menerapkan Pulau Gebe Menjadi pulau Smart City" tutupnya