Hari ini empat tahun sudah aku berfantasi
Menuliskan keindahan dengan menyerap banyak imaji
Diawali saat aku melihat sekelebat cahaya putih di langit pagi
Aku menulis semua yang ada di kepala ini
Mengungkap rasa bahagia dan sedih
Dengan lebih jujur, lagi dan lagi...Percayalah kepadaku, Fantasiana...
Aku tidak bermain-main dengan bentangan waktu di dalam tulisanku
Dengan membiarkan masa lalu sibuk mendatangiku
Kemudian membebaskannya merayakan pesta penyesalan akan peristiwa masa lampau
Hingga ia selalu menganyam rotan untuk menjadi jembatan penghubung...
Agar dapat terus menemuiku dengan mulus...
Yang berada di seberang waktu
Dengar...
Dengarkan aku kali ini, Fantasiana...
Hari ini kita harus berdamai sebelum senja tenggelam
Dengan membiarkan masa lalu datang kepada kita...
Kepadaku dan juga kepadamu dengan senyum terkembang
Kemudian mengajaknya berlayar bersama di lautan penuh aksara
Bersamaku yang ada pada hari ini, dan kamu yang ada di masa depan
Jika aku adalah realita pada hari ini...
Dan kau adalah fantasiku yang ada di masa depan...
Jangan salahkan masa lalu jika terus mengejar kita, tetapi selalu tak sampai
Meski dapat terhubung, ia sepatutnya rela tetap berada di tempatnya
Karena tidak ada yang kurang atau lebih
Antara aku, kamu, dan ia...
Di hadapan Tuhan Yang Maha Kasih
Hari ini empat tahun sudah aku di Kompasiana
Menuliskan keindahan dengan menyerap banyak imaji
Diawali saat aku mengikuti sekelebat cahaya putih melintasi cakrawala
Hingga waktu kemudian terbentang dan terhubung satu sama lain
Membawaku menyelam ke dalam lautan aksara penuh makna
Dan dari rumah tua ini aku masih terus menulis...
Bersama kenangan, realita, dan juga mimpi-mimpi yang indah...
Aku tidak bermain-main dengan bentangan waktu di dalam tulisanku
Dengan membiarkan masa lalu sibuk mendatangiku
Kemudian membebaskannya merayakan pesta penyesalan akan peristiwa masa lampau
Hingga ia selalu menganyam rotan untuk menjadi jembatan penghubung...
Agar dapat terus menemuiku dengan mulus...
Yang berada di seberang waktu
Dengarkan aku kali ini, Fantasiana...
Hari ini kita harus berdamai sebelum senja tenggelam
Dengan membiarkan masa lalu datang kepada kita...
Kepadaku dan juga kepadamu dengan senyum terkembang
Kemudian mengajaknya berlayar bersama di lautan penuh aksara
Bersamaku yang ada pada hari ini, dan kamu yang ada di masa depan
Dan kau adalah fantasiku yang ada di masa depan...
Jangan salahkan masa lalu jika terus mengejar kita, tetapi selalu tak sampai
Meski dapat terhubung, ia sepatutnya rela tetap berada di tempatnya
Karena tidak ada yang kurang atau lebih
Antara aku, kamu, dan ia...
Di hadapan Tuhan Yang Maha Kasih
Menuliskan keindahan dengan menyerap banyak imaji
Diawali saat aku mengikuti sekelebat cahaya putih melintasi cakrawala
Hingga waktu kemudian terbentang dan terhubung satu sama lain
Membawaku menyelam ke dalam lautan aksara penuh makna
Dan dari rumah tua ini aku masih terus menulis...
Bersama kenangan, realita, dan juga mimpi-mimpi yang indah...
Bandungan, 18 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H