Pada hari ke-18 bulan Juli...
Cahaya rembulan merah jambu menyapa dalam harap
Akan kebahagiaan, kesehatan, dan juga perlindungan dari Sang Pencipta
Pada seorang perempuan nun jauh di sana namun dekat di dalam rapal doa...
Hingga segenap kehilangan terkumpul diam-diam
Baik buruk menjadi nyata dalam geliat kehidupan
Hina mulia tak lagi dapat bersembunyi di balik batu karang
Dan hitam putih lenyap menjadi masa silam....
Tatkala waktu melintas membelah laut dengan cahayanyaPada saat yang sama, angin pun kemudian bergegas menuju laut tanpa suara
Sayup-sayup terdengar suara ombak menyambutnya
Membasuh luka ke dalam pelukan yang menenangkan
Dan tampaklah seorang perempuan bijak berdiri di tengah lautan
Penuh keriangan disentuhnya air laut dengan kehalusan hatinya
Garam kehidupan memang telah lama menjadi sahabatnya
Maka, pasang surut air laut tak membuatnya goyah...
Untuk menjadi istri dan ibu yang setia...
Untuk menjadi salah seorang perempuan bijak di tengah lautan kehidupan...
Tak perlu menyisir riwayatnya...
Sudah sangat jelas terlihat nyata di tahun ke-81
Dari tangannya benang-benang kehidupan terajut menjadi sebuah gaun nan indah
Yang bila dikenakan akan tercipta keanggunan dan romantisme yang sempurna
Seromantis membayangkan tangannya memegang secangkir Cappucino hangat
Untuk dinikmati di pagi hari bersama belahan jiwanya yang selalu ada untuknya
Hingga musim dingin menghangat oleh sentuhannya
Dan rasa tak lagi menjadi ilusi...
Karena raga sang belahan jiwa telah menangkapnya dengan sempurna
Tak perlu menyisir riwayatnya...
Sudah sangat jelas terlihat nyata di tahun ke-81
Dari tangannya pun benang-benang aksara juga terajut dengan sempurna
Menjadi sebuah tulisan yang begitu istimewa di dalam kesahajaan
Yang di sana, cahaya rembulan merah jambu memiliki ruang untuk merapalkan doa-doanya....
Yang di sana, terjalin tali-tali persahabatan yang sangat erat, hangat, dan juga indah...
Mempertemukan sebentuk kasih seorang ibu dengan putra-putri alam semesta...
Yang mampu memperlihatkan cahaya rembulan pada hari ke-18 ini...
Benar-benar telah padat oleh rasa gembira....
Bandungan, 18 Juli 2024
Sayup-sayup terdengar suara ombak menyambutnya
Membasuh luka ke dalam pelukan yang menenangkan
Dan tampaklah seorang perempuan bijak berdiri di tengah lautan
Penuh keriangan disentuhnya air laut dengan kehalusan hatinya
Garam kehidupan memang telah lama menjadi sahabatnya
Maka, pasang surut air laut tak membuatnya goyah...
Untuk menjadi istri dan ibu yang setia...
Untuk menjadi salah seorang perempuan bijak di tengah lautan kehidupan...
Sudah sangat jelas terlihat nyata di tahun ke-81
Dari tangannya benang-benang kehidupan terajut menjadi sebuah gaun nan indah
Yang bila dikenakan akan tercipta keanggunan dan romantisme yang sempurna
Seromantis membayangkan tangannya memegang secangkir Cappucino hangat
Untuk dinikmati di pagi hari bersama belahan jiwanya yang selalu ada untuknya
Hingga musim dingin menghangat oleh sentuhannya
Dan rasa tak lagi menjadi ilusi...
Karena raga sang belahan jiwa telah menangkapnya dengan sempurna
Sudah sangat jelas terlihat nyata di tahun ke-81
Dari tangannya pun benang-benang aksara juga terajut dengan sempurna
Menjadi sebuah tulisan yang begitu istimewa di dalam kesahajaan
Yang di sana, cahaya rembulan merah jambu memiliki ruang untuk merapalkan doa-doanya....
Yang di sana, terjalin tali-tali persahabatan yang sangat erat, hangat, dan juga indah...
Mempertemukan sebentuk kasih seorang ibu dengan putra-putri alam semesta...
Yang mampu memperlihatkan cahaya rembulan pada hari ke-18 ini...
Benar-benar telah padat oleh rasa gembira....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H