Lihat ke Halaman Asli

Christina Budi Probowati

Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Di Dalam Hening Aku Menyepi

Diperbarui: 11 Maret 2024   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Anak Orang

Telah lama kutinggalkan busana lambang kemewahan
Pergi ke tempat terpencil untuk memuja bakti kepadaNYA
Dan lilin pun akan segera kumatikan
Kuminta seluruh aksara untuk diam sejenak
Karena aku akan berhenti menuliskan bait-bait sajak
Sepanjang pagi, sepanjang siang, dan sepanjang malam hingga kembali pagi

Telah menjadi jalan hidupku gemar menyendiri dan menyepi di hutan belantara
Meskipun pada akhirnya bertapa di dalam api dunia sepanjang usia
Hingga begitu tebal debu yang melekat pada jiwa dan raga
Namun, bolehkah satu hari saja aku berhenti melangkah?
Untuk tenang, diam, dan hening di dalam kedamaian?
Membersihkan diri dengan tetes-tetes embun yang akan hadir esok pagi?

Kali ini tak kan kubiarkan kakiku melangkah walaupun hanya sejengkal
Kutundukkan wajah dalam diam untuk satu hari ini saja
Hingga tak ada celah bagi angin membisikkan rayuan mesra
Dan sesaat lagi lilin pun akan kumatikan
Semua kulepaskan hingga yang tertinggal hanyalah kesadaran
Di dalam hening aku menyepi

Bandungan, 11 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline