Lihat ke Halaman Asli

Christina Budi Probowati

Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Dirgahayu Kemerdekaan ke-78 Indonesia dalam Konser Musik Leo Kristi

Diperbarui: 31 Agustus 2023   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fotografer: Keristinayu

Udara begitu dingin, namun bara hati telah menyala terang menghangatkan suasana malam pada tanggal 17 Agustus 2023 dan membakar semangat seorang budayawan bersama putra-putrinya yang berada di sudut dari sebuah desa, ketika menyanyikan gema merdeka dan beberapa lagu dari sang musisi legendaris, Leo Kristi.

Sang budayawan itu adalah seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun penggemar Leo Kristi pada 48 tahun silam, yang semangat dan kesadaran cinta akan tanah airnya dibangkitkan dan digelorakan oleh lagu-lagu dari karya seorang Leo Kristi. Lagu-lagu yang menyenandungkan semangat cinta bangsa dan kisah-kisah rakyat dalam irama folk (balada kerakyatan).

Di pendopo Rumah Budaya Sekar Ayu yang berada di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang malam itu, lagu Indonesia Raya pun dinyanyikan oleh sang budayawan bersama putra-putrinya dengan sepenuh hati, sebagai pembuka acara konser musik Leo Kristi dalam rangkaian peringatan HUT ke-78 RI secara eksklusif.

Pesan Air dalam Sebuah Karya Musik
Lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman memang menakjubkan. Dr. Masaru Emoto dari Jepang telah membuktikan bahwa kristal air dari lagu Indonesia Raya tampak begitu megah seperti tergambar di dalam bukunya yang berjudul Pesan dari Air, yang pernah penulis baca pada tahun 2005.

Bahkan ketika penulis menyimak dari National Geographic Indonesia (2021), Sang Peneliti Air tersebut juga menyatakan bahwa air tidak hanya berbicara tentang senyawa H20 saja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pikiran, kata-kata, emosi, doa dan musik ternyata juga memiliki efek langsung pada pembentukan kristal air.

Maka, oleh karena tubuh dan planet kita sebagian besar adalah air, maka pikiran dan kata-kata tidak hanya memengaruhi diri kita sendiri, tetapi juga dunia.

Sebuah molekul air mengandung dua atom hidrogen yang masing-masing terikat pada atom oksigen yang sama. Saat air membeku pada nol derajat celcius, molekul-molekul berbaris dalam susunan teratur, di bawah pengaruh daya tarik timbal balik dari muatan yang berlawanan, untuk membentuk kristal.

Dapatkah kita membayangkan betapa indah semesta di dalam diri kita pada saat kita menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sepenuh hati? Apalagi jika dinyanyikan tiga stanza sekaligus yang seluruhnya liriknya begitu puitis, memuat doa dan harapan indah pada negeri ini?

Begitu pun dengan lagu-lagu Leo Kristi yang selalu menyenandungkan semangat cinta bangsa. Maka, tidaklah mengherankan bila rasa cinta bangsa dan tanah air kemudian perlahan-lahan tumbuh dalam hati bocah kecil itu. Karena air, ternyata dapat mendengar pesan dari sebuah komposisi musik.

Lagu-lagu Leo selalu didengar oleh bocah kecil itu setiap pagi sebelum fajar merekah, usai belajar pagi sebelum berangkat sekolah, dan menjadi bagian dari rutinitas yang tak bisa ditinggalkan begitu saja, hingga menjadikan Leo sebagai sosok yang tak terlupakan baginya.

Rasa percaya diri kemudian tumbuh subur ketika bocah kecil itu mulai menyanyikan lagu-lagu Leo di acara pentas seni di sekolahnya dan juga di acara kepramukaan. Ia tak peduli bila selera musiknya berbeda dengan teman-teman sebayanya. Baginya, lagu Leo itu sangat keren dan ia terus membiarkan lagu-lagu sang idola bergema di dalam semesta dirinya.

Sang musisi pengelana yang dimiliki negeri ini tersebut benar-benar telah berhasil menyulut semangat cinta tanah air pada bocah kecil itu, hingga bayangan sebuah desa tampak nyata dalam benak sang bocah melalui lagu Salam dari Desa yang diciptakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline