Salahkah jika bidadari mencari kesejatian cinta pada seorang manusia?
Hingga rela hati meninggalkan keinderaan?
Melintasi langit demi langit tanpa keraguan
Mengikuti nasihat dari dalam dirinya
Untuk mencari sang kekasih hatinya
Yang kini telah terlahir di bumi dengan rupa manusiaHari itu hari Anggara Kasih
Hari sang bidadari turun ke bumi
Di mana sebuah danau telah menanti untuk disinggahi
Tempat pertama untuk mengukir kisah bidadari turun ke bumi
Yang memendam rindu akan cinta sejati
Pada sosok manusia yang hadir melalui mimpi abadi
Di hari itu pula ada seorang gadis dengan rambut begitu panjang sedang bermeditasi
Memejamkan mata dan menikmati air danau yang dingin
Berpadu dengan hangatnya sinar dari cahaya mentari pagi
Hingga tak menyadari akan kehadiran sosok bidadari
Yang datang diantar sang pelangi pagi
Dengan selendang panjang yang menjuntai
Warna pelangi hampir memudar ketika gadis itu mulai membuka matanya
Tubuhnya tampak bersinar bagai emas
Gerakan tubuhnya pun begitu gemulai dan memesona
Ia benar-benar cantik tiada tara
Tetapi sang bidadari tak lagi tampak di sana
Karena ia telah menitis pada gadis itu untuk memulai perjalanannya
Dari danau itu sang bidadari mulai melangkahkan kakinya
Gunung terjal dan rimba belantara dilewatinya
Berjalan tiada henti dengan menjeritkan kerinduan hatinya
Ia memang merasa tak harus menunggu sang kekasih kembali ke Nirwana
Karena manusia sejati bisa mati dalam hidup dan hidup dalam kematian
Hingga surga bisa turun ke bumi dengan cahaya keikhlasan yang melekat padanya
Hari itu hari Anggara Kasih
Hari di mana sang bidadari turun ke bumi
Melintasi langit demi langit
Mengikuti nasihat dari dalam dirinya untuk mencari kekasih hatinya
Berjalan tiada henti dengan tetap memuja Tuhan dalam meditasinya
Memohon berkat untuk dapat bertemu sang kekasih meskipun hanya sekejap mata...
Hari sang bidadari turun ke bumi
Di mana sebuah danau telah menanti untuk disinggahi
Tempat pertama untuk mengukir kisah bidadari turun ke bumi
Yang memendam rindu akan cinta sejati
Pada sosok manusia yang hadir melalui mimpi abadi
Memejamkan mata dan menikmati air danau yang dingin
Berpadu dengan hangatnya sinar dari cahaya mentari pagi
Hingga tak menyadari akan kehadiran sosok bidadari
Yang datang diantar sang pelangi pagi
Dengan selendang panjang yang menjuntai
Tubuhnya tampak bersinar bagai emas
Gerakan tubuhnya pun begitu gemulai dan memesona
Ia benar-benar cantik tiada tara
Tetapi sang bidadari tak lagi tampak di sana
Karena ia telah menitis pada gadis itu untuk memulai perjalanannya
Gunung terjal dan rimba belantara dilewatinya
Berjalan tiada henti dengan menjeritkan kerinduan hatinya
Ia memang merasa tak harus menunggu sang kekasih kembali ke Nirwana
Karena manusia sejati bisa mati dalam hidup dan hidup dalam kematian
Hingga surga bisa turun ke bumi dengan cahaya keikhlasan yang melekat padanya
Hari di mana sang bidadari turun ke bumi
Melintasi langit demi langit
Mengikuti nasihat dari dalam dirinya untuk mencari kekasih hatinya
Berjalan tiada henti dengan tetap memuja Tuhan dalam meditasinya
Memohon berkat untuk dapat bertemu sang kekasih meskipun hanya sekejap mata...
Bandungan, 1 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H