Lihat ke Halaman Asli

Christina Budi Probowati

Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Karena Cahaya Suci Tahu di Mana Ia Dapat Membias

Diperbarui: 28 Juni 2023   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@art.cahayu

Jalanan benar-benar sepi malam itu
Suara binatang malam pun tak semeriah malam sebelumnya
Secangkir kopi hitam Tuan sudah hampir tak bersisa
Menemani Tuan menikmati malam adalah kebahagiaan saya kini
Hingga pagi menjemput malam...
Saya masih bersandar penuh kebahagiaan di pundak Tuan

Saya benar-benar telah menjadi bunga di hati Tuan
Meskipun tak seharum bunga sedap malam...
Tuan tak beranjak sedikit pun menjauhi saya
Menjadi berarti bagi Tuan adalah kebahagiaan saya
Dan tak ada lagi kebahagiaan lainnya selain bersama Tuan
Hanya bersama Tuanlah saya dapat melihat jalan cahaya

Cahaya itu ada di barat daya begitu kata Tuan
Dan saat jemari Tuan menunjukkan arah itu
Terang cahaya telah ada pada saya dengan seketika
Dan saya tak harus berjalan menuju ke sana
Mengingkari garis hidup saya sebagai tanaman
Keikhlasan hati Tuanlah yang membawa cahaya itu untuk saya

Saya adalah bunga di tepi jalan itu
Yang akan selalu setia berdiri di tanah suci
Menikmati hidup bersama Tuan yang bercahaya
Dan menjadi cermin bagi Tuan...
Saat tebalnya debu jalanan tak lagi melekat
Agar cahaya suci Tuan dapat membias dengan sempurna

Saya adalah bunga di tepi jalan itu
Yang pernah tertutup debu jalanan dan gemerlap dunia fantasiana
Tak ada catatan indah tentang saya dalam buku kehidupan
Segalanya terasa kosong dan hampa...
Sebelum keikhlasan menerima garis hidup mengubah segalanya
Karena cahaya suci tahu di mana ia dapat membias

Bandungan, 28 Juni 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline