Dan kusadari dengan sepenuhnya, cepat atau lambat aku akan lenyap
Masuk ke dalam kegelapan tak berbatas
Akhirnya aku terdampar dalam horizon peristiwaHitam pun membayangiku tanpa jeda waktu
Perlahan-lahan memasuki celah di antara hati dan pikiranku
Hingga cawan harapan pun turut mengucurkan candu hasratku
Di rimba belantara pikiran, waktu itu aku memulainya
Tanpa menghiraukan kata hati, yang tiada lelah mengingatkan arah langkah
Pada jalan cahaya keabadian, tujuan akhir perjalanan manusia
Penyesalanku memang datang terlambat
Berupaya bagaimana pun tak akan mungkin mengubah keadaan
Maka, dalam horizon peristiwa aku mencoba mengingat suatu kenangan
Dan ingatanku pun terbuka pada suatu malam yang indah
Waktu itu bulan bersinar sangat terang
Menyinari jalanan kota yang sering kulalui di masa muda
Malam itu memang benar-benar sangat berkesan
Dan ingatanku pun semakin merekah
Saat hawa dingin kota lama itu menyempurnakan keheningan malam
Hatiku berbunga-bunga malam itu
Sinar ruh nan suci melintasi ruang dan waktu tepat di hadapanku
Dan kedua mataku berkesempatan menyaksikannya dengan penuh haru
Waktu itu pucuk-pucuk doa dengan serempak mengalir deras
Terbang bebas berkelap-kelip ke langit jingga
Berpendar menjadi ribuan pelangi indah, menyambut bayi mungilku yang memesona
Aku pun juga turut berdoa
Mulutku komat-kamit mengucapkan sebuah mantra
Turut merasakan berkah kedamaian dan kebahagiaan
Kenangan itu akhirnya memberiku ketenangan dalam horizon peristiwa
Dan mulut dalam hatiku pun turut komat-kamit mengucapkan mantra
Yang mengalir deras begitu saja tanpa bisa dikendalikan