Lihat ke Halaman Asli

Christina

Mahasiswa

Membangun Konektivitaas Udara di Nusa Tenggara Timur: Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Pertumbuhan Ekonomi

Diperbarui: 10 Januari 2024   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BOLBF) dengan target menarik satu juta wisatawan ke Labuan Bajo pada tahun 2024 menjadi tantangan yang membutuhkan langkah-langkah strategis. Dengan jumlah wisatawan mencapai 880,000 hingga Desember 2023, potensi pertumbuhan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak dapat diabaikan. Fokus tidak hanya pada Labuan Bajo, tetapi juga pada destinasi lain di NTT, memerlukan peningkatan konektivitas udara yang signifikan.

Konektivitas udara di propinsi ini krusial mengingat struktur geografisnya yang terdiri dari tiga pulau utama: Flores, Sumba, dan sebagian pulau Timor. Sejauh ini, konektivitas hanya dapat dilakukan melalui laut dan udara, sehingga perlu adanya upaya untuk memperkuat hubungan udara antara ketiga pulau tersebut.

Peran Maskapai dan Bandara

pexels.com

Peran maskapai dan bandara dalam mendukung pertumbuhan pariwisata di NTT tidak bisa diabaikan. Optimalisasi penerbangan regional antar tiga pulau, penerbangan domestik ke dan dari kota-kota lain di Indonesia, serta penerbangan langsung internasional menjadi langkah esensial. 

Dalam konsep thematic tourism, penerbangan regional menjadi peran utama, memerlukan pemilihan pesawat regional yang ekonomis baik untuk maskapai maupun perekonomian NTT melalui angkutan penumpang dan kargo.

Bandara di NTT perlu berperan aktif dalam menarik maskapai internasional dengan memberikan insentif dan kemudahan lainnya. Langkah ini akan meningkatkan daya tarik NTT sebagai destinasi wisata internasional dan merangsang pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata.

Pertimbangan Keberlanjutan di Sektor Pariwisata dan Aviasi

pulausumbantt.blogspot.com 

Seiring meningkatnya jumlah pengunjung, terutama di Labuan Bajo sebagai pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo (TNK), tantangan pelestarian lingkungan semakin besar. Fokus keberlanjutan harus diterapkan, terutama dalam merawat lingkungan dan fauna unik seperti Komodo.

Dalam sektor penerbangan, pertimbangan keberlanjutan juga mendesak. Penerbangan sebagai industri kontributor polusi udara dan suara memerlukan pendekatan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penetapan target pengunjung harus memperhitungkan dampak aktivitas pariwisata dan penerbangan terhadap lingkungan.

Strategi dan Upaya Implementasi Konektivitas Udara di NTT

pexels.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline