Lihat ke Halaman Asli

Christina

Mahasiswa

[Puisi] Tarian Meniju Gelap

Diperbarui: 5 Agustus 2023   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pergelangan malam yang larut,
Tersulut nyala lilin yang redup.
Rintik hujan seakan mengusik,
Menari di jendela yang terbuka lebar.

Tepi lorong gelap, hening senyap,
Langkah kaki terdengar rapuh,
Seakan merenung dalam kelam,
Tentang takdir yang tak tertolong.

Dalam gulita, sepi berkisah,
Rintihan angin memayungi raga.
Gelap itu tiba, tiada terelak,
Takdir tak henti menari dalam irama.

Namun janganlah kau duka terlalu dalam,
Sebab di sini tak berakhir tarian.
Meski awal ini hampa dan dingin,
Jua bercahaya keabadian.

Tentu akan tiba saat berjumpa,
Di antara bintang berkilauan.
Sambutlah senyuman yang lembut,
Ketika kematian tak lagi menakutkan.

Biarlah puisi ini mengingatkan,
Tentang takdir yang mengantarkan kita.
Pada tarian menuju gelap,
Menyatu dengan abadi kehidupan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline