Lihat ke Halaman Asli

Christina

Mahasiswa

[Puisi] Mengikat Rentang Langit

Diperbarui: 26 Juli 2023   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di balik awan berhiaskan senja,
Rentang langit terhampar tiada terhingga,
Bintang-bintang gemerlapan bermain di sana,
Menyaksikan dunia yang tak pernah berhenti.

Dalam relung hati, impian merambat,
Menggapai tepian di ufuk jauh,
Seperti benang sutra yang tak terlihat,
Kisah-kisah cinta dan petualangan terpaut.

Deras angin berbisik lirih,
Menyampaikan pesan dari masa silam,
Kisah para leluhur yang berjiwa merdeka,
Mengikat rentang langit yang mendamaikan.

Awan berarak menari-nari,
Menyampaikan cerita dalam goresan tipis,
Tentang perjalanan hidup yang berliku,
Mengajarkan arti hidup yang sesungguhnya.

Biarlah mimpi melayang tinggi,
Seperti burung-burung di angkasa biru,
Tak terbatas ruang, tak terikat waktu,
Dalam rentang langit, harapanlah yang menghujani.

Di tiap langkah yang terukir,
Perjalanan hidup berlanjut terus,
Mengikat rentang langit yang tak ternilai,
Menjadi pelaut jiwa dalam samudra kehidupan.

Hadirkan senyuman di setiap hari,
Sebab hidup adalah pelangi dari perjuangan,
Terangi dunia dengan cinta dan kasih,
Mengikat rentang langit, abadi dalam kenangan.

Oleh waktu, kita akan berlalu,
Namun kisah ini tetap akan dikenang,
Sebagai bukti bahwa hidup ini berarti,
Mengikat rentang langit, menggapai yang terang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline