Lihat ke Halaman Asli

Christina

Mahasiswa

[Puisi] Pelukis Senja

Diperbarui: 22 Juli 2023   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ufuk barat, kala mentari merunduk,
Seorang pelukis memegang kuasnya, gemulai.
Senja terurai dalam warna yang berpadu,
Harmoni tercipta di palet sang waktu yang tak kan pudar.

Dia mencetak langit dengan warna jingga merona,
Seperti api yang menyala, membara di ufuk timur.
Gemercik air laut menari di bawah sinarnya,
Menyambut senja dengan irama yang riang dan tenang.

Pelukis senja itu melukis dengan hati,
Mengabadikan keindahan dalam sapuan lembutnya.
Sepenggal cerita ia tuangkan dalam setiap goresan,
Menyimpan kenangan yang tak kan pernah terlupakan.

Tiap bayang-bayang bermain di cakrawala,
Seakan tarian takdir terukir dalam catan indah.
Perlahan senja beranjak meninggalkan dunia,
Meninggalkan kisah yang abadi dalam lukisannya.

Pelukis senja, engkau sungguh hebat,
Mampu menangkap keajaiban saat sang surya terbenam.
Karya-karyamu sungguh mengagumkan,
Sebuah warisan seni yang tak kan pernah pudar.

Engkau telah menangkap keindahan senja,
Sebagai kenangan untuk abad-abad yang akan datang.
Tetaplah melukis, wahai sang seniman,
Biarkan senja selalu berdiam dalam hatimu.

Sebab dalam setiap goresan kuasmu,
Ada cerita tentang cinta, kebahagiaan, dan pilu.
Pelukis senja, teruslah bermimpi,
Menghadirkan keindahan yang selalu tercipta kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline