Lihat ke Halaman Asli

Christina

Mahasiswa

Makanan dan Emosi: Bagaimana Koneksi Antar Keduanya Mempengaruhi Kesejahteraan

Diperbarui: 12 Juni 2023   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

servingdumplings.com 

Makanan dan emosi memiliki hubungan yang kuat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Apa yang kita makan dapat memengaruhi suasana hati kita, sementara emosi yang kita rasakan juga dapat mempengaruhi keputusan kita dalam memilih jenis makanan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi koneksi antara makanan dan emosi serta bagaimana keduanya dapat memengaruhi kesejahteraan Anda.

1. Makanan dan suasana hati:
   - Nutrisi yang seimbang: Makanan yang sehat dan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein berkualitas tinggi dapat memberikan nutrisi penting yang diperlukan oleh otak untuk menjaga keseimbangan kimia dan produksi neurotransmiter yang penting untuk suasana hati yang sehat.
   - Serotonin: Makanan kaya triptofan seperti kacang-kacangan, ikan, dan telur dapat meningkatkan produksi serotonin, neurotransmiter yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi suasana hati dan kebahagiaan.
   - Gula dan karbohidrat: Mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana dapat memberikan dorongan cepat dalam energi dan suasana hati, tetapi efeknya sementara dan dapat diikuti oleh penurunan suasana hati.

2. Makanan dan stres:
   - Stres dan pola makan tidak sehat: Ketika kita mengalami stres, cenderung mencari kenyamanan dalam makanan yang kurang sehat seperti makanan cepat saji, camilan manis, atau berlemak tinggi. Meskipun makanan semacam itu dapat memberikan kepuasan sementara, pola makan tidak sehat ini pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat stres kita.
   - Vitamin dan mineral: Stres dapat menghabiskan cadangan vitamin dan mineral tubuh kita, sehingga penting untuk memastikan asupan yang memadai melalui makanan yang sehat untuk mengimbangi dampaknya. Misalnya, vitamin B kompleks dapat membantu mengurangi stres dan kelelahan.
   - Peradangan: Diet yang tidak sehat dan tidak seimbang dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

3. Emosi dan pola makan:
   - Emosi negatif dan makan berlebihan: Kondisi emosional seperti kesedihan, kecemasan, atau stres dapat memicu keinginan untuk makan berlebihan sebagai bentuk pemenuhan emosional atau penghiburan. Ini sering kali mengarah pada konsumsi makanan yang kurang sehat.
   - Mindful eating: Mengembangkan kesadaran diri saat makan dapat membantu mengenali emosi dan kebutuhan yang mendasarinya. Dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan menciptakan hubungan yang lebih sehat antara emosi dan makanan, kita dapat mengurangi makan berlebihan yang dipicu oleh emosi negatif.
   - Makanan "mood booster": Beberapa makanan mengandung zat kimia alami yang dapat meningkatkan suasana hati dan membantu mengelola emosi. Contoh makanan seperti cokelat hitam, alpukat, dan blueberry mengandung senyawa yang dapat meningkatkan produksi neurotransmiter seperti serotonin atau dopamin.

Mengakui hubungan antara makanan dan emosi serta memperhatikan pola makan yang sehat dan keseimbangan emosional dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan mengadopsi pola makan yang seimbang, mengelola stres dengan baik, dan mengenali hubungan antara emosi dan makanan, kita dapat mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan kita dengan cara yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline