By Christie Damayanti
Konsep Stalinka dengan detail klasik di downtown ibukota Tashkent yang mewah
Sejak awal munculnya ide2 Gerakan Modern di Asia Tengah, arsitek2 telah menghadapi masalah bagaimana memperlakukan warisan budaya lokal dan, khususnya, kota2 bersejarah di Asia Tengah.
Aku ingin sekali mengeksplorasi evolusi pendekatan arsitektur modern terhadap "Tashkent lama". Secara khusus, penekanan diberikan pada bentuk interaksi antara arsitektur baru dan kota bersejarah pada tahun 1960an-80an. Sangat menarik untukku ketika dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat bagaimana era Soviet benar2 "mencengkeram" kehidupan mereka .....
Pengaruh Soviet Selama era Soviet, Tashkent diubah menjadi kota teladan yang menampilkan cita2 sosialis. Arsitek dari seluruh Uni Soviet datang ke kota ini, membawa serta gaya arsitektur brutal. Bangunan2 ini, seringkali berukuran besar dan megah, dirancang untuk mewujudkan kekuatan dan keabadian.
Brutalisme merupakan salah satu gerakan arsitektur paling berpengaruh, tetapi juga memecah belah pada abad ke-20. Ditandai dengan penggunaan beton mentah, bentuk skala besar yang dramatis, dan permukaan bertekstur, gaya ini diadopsi oleh para arsitek di seluruh dunia. Namun, ada satu wilayah yang mengembangkan kegemaran khusus terhadap arsitektur brutalisme, salah satunya adalah Uni Soviet.
Apartemen dengan gaya brutalisme yang dramatis. Di foto kiri, dengan gaya jendela bulat, tanpa kaca yang memunkinkan siapapun bisa masuk lewat jendela bulat tanpa kaca ini, tanpa melewati security, walau memang butuh effort yang besar. Dramatis!
Di Foto kanan, juga jendela bulat tetapi sudah lebih modern dengan pemotongan2 kaca jendela persegi dan benar2 tertutup. Walau sudah lebih modern, tetapi tetap cukup dramatis dengan "berani" menampilkan konsep yang berbeda ......
Tetapi di sisi lainnya, era Soviet ini justru memperlalukan penduduk hanya sekedarnya, dan tidak membuat mereka nyaman, dengan desain2 yang mungkin tidak manusiawi. Ini selalu aku tuliskan pada bab2 sebelum ini.