By Christie Damayanti
Perjalanan dengan suhu dibawah 5 derajat sampai suhu dibawah NOL derajat dari Tashkent ke Samarkand, Uzbekistan .....
Uzbekistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tengah. Dikelilingi oleh lima negara, yaitu Kazakhstan di utara, Kyrgyzstan di timur laut, Tajikistan di tenggara, Afghanistan di selatan, dan Turkmenistan di barat daya, menjadikannya salah satu dari dua negara yang terkurung daratan ganda di bumi, bersama dengan Liechtenstein tanpa mempunyai "laut".
Sebagai negara yang awalnya merupakan bagian dari negara Uni Soviet denan konsep bernegaranya adalah sosialis, menjadikan presiden pertama Uzbekistan tetap menjadikan negara tersebut berpaham sosialis, sama rasa sama rata.
Bahkan, cerita dari seorang teman disana tidak ada yang "berlebih". Harus sama, sehingga ketika bisnis seseorang menjadi besar, dia akan ditangkap dan dimasukan ke bui. Sehingga, mereka2 yang menjadi kaya, keliuar dari Uzbekistan.
Tetapi, berbeda dengan presiden yang sekarang, membawa Uzbekistan terbuka, bahkan Indonesia menjadi yang pertama bebas visa untuk traveling kesana.
Pertama kali aku keluar dari bandara dimalam hari, dan dingin padahal saat itu awal musim semi, aku merasakan udara yang sejuk. Sepertinya polusi sedikit, karena hidung ku biasa menghirup udara Jakarta, aku merasakan enaknya menghirup udara Uzbekistan, di Tashkent sebagai ibukota negara ini.
Uzbekistan memiliki lingkungan alam yang kaya dan beragam, walau tidak mempunyai laut karena berada di Tengah benua Asia. Namun, kebijakan Uni Soviet selama puluhan tahun dalam mengejar produksi kapas yang lebih besar telah menghasilkan skenario bencana dimana industri pertanian menjadi kontributor utama polusi dan kerusakan udara dan air di negara tersebut. Wikipedia.
Mata pencaharian utama mereka adalah kapas, walau tidak semua musim bisa menghasilkan kapas, sehingga terlihat memang bagimana negara ini membangun. Uzbekista memang merupakan negara berkembang, karena mereka lepas dari Uni Soviet tanggal 31 Agustus 1991 lalu, dan aku melihat mereka sudah mampu memberikan fasilitas2 yang cukup baik bagi warganya, termasuk untuk wisatawan tentang aksesibilitas bagi yang membutuhkan.
Kami terbang kesana, akhir Februari 2024 lalu dan mendarat di Bandara Internasional Tashkent, ibukota negara Uzbekistan. Selama 1 minggu kami disana, tour membawa kami ke Samarkand, Bukhara dan kembali lagi ke Tashkent, untuk pulang ke Indonesia.