By Christie Damayanti
Sebelum sampai ke Sungai Buloh, Kami naik MRT dari Paya Lebar dan turun ke Stasiun MRT Kranji, baru naik bus ke Sungai Buloh.
Saat itu masih pagi, mungkin kalua tidak salah ingat adalah sekitar jam 10.00 pagi dan ternyata di Stasiun Krandi, penuh sekali orang2 baik warga local bahkan bule2 yang berkerumun di stasaiun bus, di depan stasiun MRT Kranji. Entah ada apa, sepertinya ada penempatan tenaga kerja di area seputaran Kranji.
Sungguh, aku tidak pernah berpikir, ada nama Kranji di Singapore, karena hyang aku tahu, nama Kranji ada di Bekasi, karena juga kebetulan ada tante ku tinggal di Kranji, Bekasi dan di Indonesia, bukan di Singapore.
Jadi, ketika aku membaca nama Stasiun Kranji, aku tersenyum saja, mengingatkantentang tanteku yang tinggal disana, yang sudah lama tidak bertemu ......
Kranji adalah pinggiran kota di barat laut Singap0tre, dibatasi oleh Sungei Kadut di utara, Turf Club di timur, serta Lim Chu Kang dan Western Water Catchment di barat. Letaknya sekitar 22 kilometer dari pusat kota Singapore dan berasal dari kata Melayu "Buah Keranji" karena pengucapan dalam bahasa Melayu setempat, menjadi "Kranji".
Secara Sejarah, Kranji berfungsi sebagai kamp militer sebelum invasi Jepang ke Singapore pada tahun 1942, dan sekarang menjadi lokasi Pemakaman Perang Kranji dan Monumen Perang Kranji, untuk memperingati 30.000 personel Persemakmuran yang tewas di Singapura, Malaya, Jawa, dan Sumatra selama Perang Dunia II. Wikipedia.