By Christie Damayanti
Jembatan Penang kedua dengan lokasi lebih strategis dari ibukota George Town .....
Untuk menuju kota Sungai Petani, dimana keluarga besar Liang (istri Leong dahabat filatelis ku yang tinggal di Penang), kami harus menuju Penang daratan, yang terhubung dangean Jembatan Penang, menyeberangi Selat Penang.
Jembatan Sultan Abdul Halim Muadzam Shah atau Jembatan Kedua Penang (ada jembatan perama, yang sekaang sepi diseberangi karena jauh dadri George Town, ibukota Penang), merupakan jembatan tol berbayar.
Menghubungkan kawasan Batu Maung di Pulau Pinang ke Bandar Cassia, Penang daratan di Semenanjung Malaysia. Merupakan jembatan kedua, yang dinilai harus dibangun karena jembatan pertama cukup jauh, sementara jembatan ini sangat strtegis untuk dilalui pekerja2 malaysa yang berkantor di Penang daratan, sementara mereka tinggal di Pulau Pinang.
Total panjangnya sekitar 24 kilomeer dan berbayar RM 7.00, merupakan jembatan terpanjang di Malaysia dan terpanjang kedua di Asia Terangga. Dikerjakan oleh kontraktor China pada bulan November 2002, dimana selesai setelah tertunda 2 taun, pada Februari 2014.
Perjalanan menyeberangi selat ini, mengingatkan aku ketika menyeberangi Golden Gate di San Francisco atau Jemabatan Coronado di San Diego. Jembatan Pengan ini, konsepnya sama dengan Jembatan Golden Gate, sebagai jmbatan gantung, walau konsep gantungnya agak berbeda,
Dan beda sekali dengan jembatan Coronado di San Diego, dengan konsep jembatan tanam, bukan gantung. Tetapi, suasana dalam perjalanan itu sangat terekam dihatiku.
***
Seperti yang aku tulis sebelumnya diatas ini, Jembatan Penang kedua ini merupakan jembatab yang dipandang penting sekali untuk memajukan dampak perekonomian Malaysia di kawasan Kedah. Dimana Kedah memang salah satu penghsil kelapa sawit dengan turunannya, sehingga hasil2 dari kelapa sawitu itu sendiri memenhi berbagai pasar Pulai Pinang, sebagai salah satu tujuan utama kinternasional ke Malaysia.