By Christie Damayanti
Jalan By Pass Ngurah Rai adalah sebuah Jalan raya besar sepanjang 23 km yang menghubungkan Denpasar, Sanur, Kuta dan Nusa Dua. Jalan ini mulai beroperasi sejak 1960 dan menjadi akses utama jalur menuju Pantai Kuta dan Bandara Ngurah Rai.
Menghubungkan 14 desa/kelurahan dan 4 kecamatan di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. 14 desa diantaranya adalah Benoa, Jimbaran, Kedonganan, Tuban, Kuta, Pemogan, Sesetan, Pedungan, Sidakarya, Sanur Kauh, Sanur, Sanur Kaja, Kesiman dan Kesiman Kertalangu. Sedangkan kecamatan yang terhubung adalah Denpasar Timur, Denpasar Selatan, Kuta dan Kuta Selatan. (Sumber: Wikipedia)
Jadi, menurutku jalan raya bypass ini merupakan jalan besar, ramai dan termasuk jalan utama di Bali karena menghubungka beberapa area denan Bandara Ngurah Rai. Tentu saja, jika kita ke Bali, kita harus melewati jalan besar ini .....
Sebagai jalan utama di Bali, tentu sja seharusnya merupakan area jalan yang paling lengkap dengan berbagai fasilitas2nya. Seperti jalan protocol di Jakarta, Jala ByPass Ngurah Rai ini, seharusnya mempunyai fasilitas2 disabilitas nya.
Minimal, di sepanjang area jalan ini, tentu dilengkapi dengan pedestrian lebar untuk pengguna kursi roda serta dilengkapi dengan jalur pemandu bagi disabilitas netra. Karena, di semua daerah pati memiliki warga disabilitas, dimana mereka membutuhkan bantuan tentang fasilitas2nya untuk mereka bisa mandiri.
Ketika aku mengamati area Jalan ByPass Ngurah Rai ini, dengan diatas mobil aku melihat pedestriannya benar2 tidak nyaman bagi pejalan kaki. Lebar pedestrian yang tidak sama, antara 80 cm sampai 100 cm pun, selalu ada streetscape sehingga aku melihat beberapa pejalan kaki turun ke permukaan jalan aspal, sehingga membahayakan mereka, apalag untuk anak2.
Ketika aku berada di area Toko Oleh2 Krisna, aku turun dari taxi online yang membawaku dari hotel, tetapi harus turun di sisi Jalan ByPass Ungrah Rai karena tempat parkir penuh, dengan susah payah aku harus menyetir kursi roda ajaibku kea rah Toko Krisna tersebut,
Tetapi, ternyata aku baru merasakan vahwa permukaan pedestrian tempat aku berada saat itu, agak melengkung dan bukan hanya di 1 titik saja, tetapi sedikit MELENGKUNG SEKITAR BEBERAPA METER, dan LEBARNYA HANYA SEKITAR 80 CM, sehingga ketika aku sedikit tidak berkonsentrasi untuk menyetir kursi roda ajaibku, akhirnya aku sering hampir tergelincir turun menuju permukaan aspal!