By Christie Damayanti
Masalah2 ku dengan driver perempuan, sebenarnya bukan masalah besar. Ereka tidak membullyku, mereka tidak menolakku ketika aku dengan kursi roda menghampiirinya. Tetapi, yang aku tidak suka dengan drier perempuan adalah mereka sangat jorok, kotor, mobil mereka pun bau anyir atau amis dan seringkal mereka tidak sopan dan jutek sekali!
Sehingga, jika aku tahu bahwa drivernya adalah perempuan, lebih baik aku cancel saja, bukan dia yang cancel. Aku ga mau menambah masalah dan dosa dalam hidupku, hahaha .....
Nah, tetpi saat itu aku tetap ingin disupiri driver perempyan, sehingga suat saat itu, driver perempuanlah yang menyupiriku.
Selama ini, driver perempuan selalu perempuan tengah baya, mungkin diatas 35 tahun, berjilbab, tanpa suara atau jika bersuara, sangat ketus serta mobilnya bau anyir atau amis. Tetapi, saat pit si driver perempuan itu, bermobil Xenia perak, serta interiornya cantk, serta bau penyegar ruangan ......
Wow, serasa di taman bunga, denan si driver terlihat sangat mda, dan ternyata memang umurny dibawah 35 tahun! Prediksiku tidak salah, kan? Dia berumur 31 tahun, single parents dengan membaa 1 orang anak yang berusia sekitar 2 bulan.
Si supir perempuan ini, terlihat terpelajar, sehingga aku tidak lama menyakannya tentang latar belakangnya. Dan, ternyata dia adalah seorang dokter yang bekerja ada sebuah perusahaan besar. Tetapi, karena kontrak nya habis, dia melamar sebagai driver driver taxol sebelum mendapatkan panggilan dari surat2 lamarannya .....
Namanya, Inoy, pasti nama panggilannya. Dia berpewakan besar, putih kulitnya dan berbicara logt Manado. Ya, dia memang terlihat sebagai orang Manado.Dan, pembawaannya sangat ceria.
Walau dia putus kontrak, ternyata dia tidak terlalu mempermasalahkan. Dia bilang,
"Mungkin, Tuhan mau aku belajar dari bawah, dengan menjadi driver taxol, karena saya memang agak sombong saat itu, sebagai seorang dokter perusahaan. Dan, saya tidak sadar sampai akhirnya, putus kontrak", ceritanya.