Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Pengalaman Pertamaku dengan Taxi Online, 5 Tahun Lalu

Diperbarui: 31 Januari 2022   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.kuttabdigital.com

By Christie Damayanti

Ketika aku masih mempunyai seorang supir, yang selalu melayaniku sejak anak2ku masih kecil, di akhir tahun 1999, aku merasa aman dan nyaman. Pak Emon, supirku ini sudah aku anggap teman dan sahabat. 15 tahun diatasku, beliau yang mengasuh, menjaga dan mengantar anak2ku bermain dan belajar, ke sekolah, ke rumah teman dan ke tempat2 les nya.

Aku membawa mobil sendiri, sampai aku terserang stroke tahun 2010, aku menjadi "asuhan" pak Emon. Setiap hari, pak Emon mengantar anak2ku ke sekolah, dan mengantarku ke kantor, dan menjemput anak2ku ke rumah atau ke tempat les, dan ak dijmput paling akhir sekitar jam 8.00 malam.

Begitu rutinitasnya, sampai pak Emon dipanggil Tuhan, di usia sekitar 60 tahun, dengan meninggalkan istri, anak dan seorang cucu. Sungguh, aku kehilangan sekali. Beliau tinggal di perkampungan belakang kompleks tempat tinggalku, dan membawa sepeda untuk ke rumahku.

Setelah itu, aku tidak mencari supir baru. Selain karena tidak ada yang tinggal dekat dengan rumahku, dan juga toh (calon) supir itu hanya melayani aku, karena anak2ku sudah dewasa. Dennis, 5 tahun lalu sudah hampir lulus S1 dan dia membawa mobil sendiri. Michelle sudah tinggal di Jepang, sebelum pak Emon meninggal.

Dan aku, hanya pulang pergi ke kantor tanpa grus hilir mudik dengan mobil, sehingga saat itu pak Emon pernah mengeluh bosa, ketika beliau harus menungguiku seharian di kantor/mall tempat aku bekerja ......

Mulai saat itu, 5 tahun lalu, aku beralih kepada taxi dan taol untuk mengantarku kemana2 ......

***

Awal mulanya, tidak gampang mengubah kebiaanku yang biasanya pak Emon membawakan barang dan task u sampai mejaku di kantorku di APL Tower lt.43 (waktu itu). Begitu pak Emon parkir, aku menggandeng beliau dan beliau membawa tas dan barang2ku, sampai mejaku. Dan, surenya beliau menjemputku, naik ke lt.43 membawa barang2 dan tasku dan aku menggandeng lagi tangan beliau masuk mobilku.

Jangan lupa, aku adalah seorang pasca stroke dengan tubuh lumpuh kanan, sehingga aku harus berpegangan orang lain (atau naik kursi roda) ......

Kenyamanan itu harus mulai kuubah, karena pak Emon sudah tidak ada lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline