Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

"Anjing Pemandu" di Olimpiade dan Paralimpiade, Tidak Diragukan Fungsi dan Keberadaannya

Diperbarui: 7 September 2021   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.washingtonpost.com Seekor anjing pemabdu, ikut parade atlet Paralimpiade dari Negara Israel, menarik perhatian dunia .....

By Christie Damayanti

Dibanyak Negara, termasuk Jepang, keberadaan anjing penuntun bagi disabilitas, cukup membantu. Anjing2 itu dilatih dn dididik sedemikian rupa, sampai mereka mampu untuk membantu disabilitas, untuk menuntun.

Anjing penuntunatau anjing pemandu, menjadi berita utama di Jepang bulan lalu ketika mereka berjalan di samping atlet tunanetra di tim Israel, mengibas2kan ekor, selama upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo. Gambar dan video menjadi hit dan viral.

Bagi para pendukung disabilitas Jepang, Paralimpiade Tokyo menyediakan platform global untuk meningkatkan kesadaran tentang stigma sosial, hambatan dan diskriminasi yang mereka hadapi. Anjing2 itu membantu tuannya yang berkebutuhan khusus, yang tuannya itu membantu orang2 di area :Paralimpiade.

Mereka yang mengandalkan mitra berkaki empat mengatakan, mereka berharap Olimpiade dan Paralimpiade bisa menjadi awal dari kepedulian tentang orang2 yang berkebutuhan khusus, dan kesetaraan dengan orang2 non-berkebutuhan khusus.

Di Jepang, pemerintah sudah mengesahkan Undang-Undang Bantuan Anjing untuk Penyandang Cacat Fisik sejak tahun 2002, dan mengijinkan mereka memasuki fasilitas umum dan transportasi.

Hanya ada kurang dari 1.000 anjing bantuan aktif untuk penyandang disabilitas, dengan daftar tunggu sekitar 3.000 orang dan total sekitar 310.000 orang buta yang terdaftar secara hukum di Jepang, menurut Komite Nasional Kesejahteraan Tunanetra di Jepang.                              (Sumber : www.washingtonpost.com).

Itu tidak termasuk orang tua dan orang lain yang akan mendapat manfaat dari anjing penolong, seperti mereka yang memiliki gangguan pendengaran, penyakit saraf, dan cacat atau kondisi lainnya.

Saat Olimpiade dan Paralimpiade berakhir akhir, para pendukung disabilitas melihat ke masa depan mereka,  "Ke mana mereka akan pergi dari sini?"

Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa peningkatan bantuan aksesibilitas bisa menciptakan peningkatan budaya yang langgeng yang membuat Jepang lebih inklusif? 

Bagaimana mreka bisa menunjukkan bahwa Jepang, dengan populasi yang menua dengan cepat, harus memprioritaskan mereka yang membutuhkan bantuan tambahan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline