By Christie Damayanti
Pandangan kecacatan yang berlaku di masa lalu adalah pandangan medis, di mana individu dipandang sakit dan kondisinya menjadi masalah bagi individu tersebut.
Persepsi kecacatan juga didasarkan pada ketakutan akan perbedaan dan kebutuhan yang dirasakan untuk menjadi "normal".
Pandangan negatif ini memengaruhi cara orang berinteraksi dengan individu penyandang disabilitas dan memengaruhi cara penyandang disabilitas memandang peran mereka sendiri dalam masyarakat, termasuk keterlibatan mereka dalam olahraga.
Belakangan ini, ada dorongan untuk mempromosikan perspektif sosial daripada perspektif medis tentang disabilitas.
Pandangan sosial menunjukkan kepada kita bahwa penyandang disabilitas tidak terlalu dibatasi oleh keterbatasan mereka sendiri daripada oleh hambatan yang diberikan oleh masyarakat.
Perubahan pola pikir ini telah menyebabkan orang memiliki hak untuk mengakses dan berpartisipasi di semua lapisan masyarakat, termasuk olahraga.
Tetapi karena semakin banyak penyandang disabilitas yang terlibat dalam olahraga, dan telah dipamerkan dalam acara-acara seperti Paralimpiade, apakah ini telah mengubah persepsi tentang disabilitas?
Liputan media tentang permainan Paralimpiade telah membantu mengubah perspektif masyarakat. Ada beberapa kritik terhadap liputan pertandingagn2, tetapi dengan bahasa "mengasihani".
Ya, kata2 "mengasihani" itu sudah dan selalu berada di atas tentang disabilitas. Dan, bahkan kata2 "mengasihani" sudah menjadi stigma yang tertinggi. Bahwa, belas kasihan, dianggap menjadi kata2 ampuh untuk disabilitas ......