By Christie Damayanti
Funabashi memang sebuah kota yang tidak terlalu besar, walaupun salah satu kota yang besar di Perfecture Chiba. Luasnya sekitar 85,6 km persegi. Merupakan dataran tinggi di Shimosa, berada 20 sampai 30 meter diatas permukaan laut, dan datarannya relative datar dan rata.
Funabashi adalah pusat komersial regional Chiba, dan terhubung dengan banyak Jalur kereta serta highway besar, dari Tokyo ke Chiba-shi.
Funabashi
Nama "Funabashi" disebutkan dalam babad periode Kamakura Azuma Kagami. Namun, nama itu sendiri bahkan lebih kuno, yang berasal dari sebelum periode Nara dan mitologi Yamatotakeru. Para arkeolog telah menemukan alat-alat batu dari zaman Paleolitikum Jepang dan cangkang-cangkang dari periode Jmon di daerah itu, yang mengindikasikan penghunian terus menerus selama ribuan tahun.
Sejumlah kuil Shinto dan kuil-kuil Buddha di wilayah tersebut mengklaim telah didirikan pada periode Nara atau periode Heian. Selama periode Muromachi, daerah itu dikendalikan oleh klan Chiba. Selama periode Sengoku, klan Chiba melawan klan Satomi di selatan, dan klan Hojo kemudian ke barat. Setelah kekalahan klan Chiba, daerah itu berada dalam kendali Tokugawa Ieyasu.Wikipedia.
Kota ini berkembang pesat pada periode pasca-perang, dengan perkembangan industri, pembangunan perumahan umum, dan fasilitas pelabuhan. Dan yang pasti, walaupun Funabashi tidak terdengar di dunia wisatawan, tetapi kota ini mampu memberikan kenyamanan untuk warga kotanya, seperti Michelle dan teman2nya.
Nah, dengan konsep kota yang demikian, untuk kenyamanan warga kotanya, pemerintah kota pun berjuang untuk memberikan fasilitas2 yang mumpuni bagi warganya. Salah satunya, fasilitas perkotaan "pedestrian bertingkat".
Sebenarnya, Funabashi tidak terlalu padat penduduknya, karena kota nya, disebut Funabashi-shi merupakan kota pekerja dimana justru tempat tinggal orang2 yan ada di Funabashi-shi tinggal di permukiman2 seputaran Funabashi-shi. Seperti Nishi-Funabashi dengan 90% adalah permukiman dengan apartemen2 serta rumah2 mungilnya.