Berjalan menuju Meiji Jingu, membuat aku sangat excited! Betapa tidak? Begitu sampai di depan hutan kita di Harajuku ini, setelah menyebrangi sungai diatas Harajuku Bridge, suasana Tokyo yang pada dan ramai, berubah menjadi suasana hutan ......
Permukaan tanah, dilapisi kerikil2 halus, yang membuat suara2 bergemerisik dari roda kursi rodaku. Kerikil2 halus itu berlomba berputar, seiring dengan kecepatan laju kursi rodaku.
Papan petunjuk sebelum memasuki gerbang hutan kota menuju Kuil Meiji Jingu. Lenkap, dalam aksara kanji dan ada bahasa Inggris nya ...... Satu2nya yang berbahasa Inggris. Selebihnya, petunjuk2 yang lebih deatl, tidak berbahasa Inggris .....
***
Hutan kota itu sangat rimbun. Ratusan batang2 besar pogon2 tua itu semakin merapat jika kita semakin berjalan ke tengah hutan, menuju Kuil Meiji Jingu.
Setelah melewat pintu gerbang dengan desain khas Jepang, dari gelondongan kayu tua ......
Suasana di depan gerbang hutan, cukup ramai dengan turis2 lokal dan manca negara. Di ujung depanku, ada sebuah cafe yang penuh turis untuk melepas lelah dan sedikit makan2. Tetapi karena skala tinggi pohon2 besar dan tua dalam hutan kota ini tidak sebanding dengan skala manusianya, yang cuma sekitar belasan sampai puluhan kali tinggi pohon, membuat suasana dan keramaian disana, seakan hanya sekedarnya saja.
Caf sederhana dari kayu, menawarkan tempat beristirahat sebelum masuk hita. Karena sudah diprediksi, turis akan kesini setelah mereka puas berbelanja di Takeshita Street. Karena hutan kota Harajuku mempunyai "pasar" yang terbatas ......
***
Berbeda dengan suasana di kejauhan kearah shopping street, skala gedung2 (walau) tinggi dan skala manusia pun, sangat masuk akal. Sangat proposional, sehingga ketanaian di pusat perbelanjaan itu terlihat sangat - sangat ramai!
Pintu gerbang berbentuk khas Jepang dari material gelondongan padat kayu dan setinggi belasan meter menjulang keatas, sibuk nenjadi latar belakang turis2 yang berfoto. Memang cantik sekali! Gerbang khas jepang, dilingkupi hutan kota Harajuku ......