Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Paguyuban Tuna Rungu Katolik dari Katedral Jakarta di Pameranku

Diperbarui: 24 November 2017   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi Paguyuban Tuna Rungu Katolik dari Katedral Jakarta, di pameranku ......

By Christie Damayanti

Disabilitas di mall dan melihat2 koleksiku pada Pameran Filateli Kreatif "Peace and Freedom"di Central Park Mall pada tanggal 23 sampai 29 Oktober 2017 lalu, SIAPA TAKUT?

Mungkin ini Cuma catatan "si Lebay". Karena ketika aku menggelar even dengan konsep "Disability Awareness Week ke-2", tanggal 24 Agustus 2017 di Central Park mall yang lalu, aku melaukan sedikit riset untuk banyak teman2 disabled yang aku kenal, juga yang aku belum mengenalnya.

Bahwa. Sebagian besar kaum disabilitas (khususnya di Indonesia), merasa sangat di 'singkirkan' dari kehidupannya. Bukan hanya oleh lingkungan sekitarnya saja, bahkan justru banyak dari antara mereka sudh disingkirkan oleh keluarganya sendiri, walau secara halus!

Ketika kami (aku dan beberapa teman yang memang peduli tentang disabilitas) bertanya beberapa pertanyaan, salah satu yang harus digarisbawahi adalah, kaum disabilitas itu bukan hanya tidak percaya diri saja, tetapi justru semakin malu dan takut untuk berjalan2 di mall dan bertemu dengan orang banyak.

Mereka mengatakan begini (kata2nya bervariasi, tetapi maksudnya sama),

"Mall itu adalah tempat oran2 kaya. Barang2mya bagus2 dan patinya mahal2. Karena kami cacat dan miskin, kami ga berani masuk kesana. Karena nanti kami disuruh bayar atau mungkin kami diusir. Dan seperti di lingkungan kami, pasti banyak orang2 yang tidak menyukai kami ....."

Aduh, sangat menyedihkan! Tetapi pada kenyataan nya memang hampir sama dengan yang aku alami sendiri ketika aku baru mulai keluar dari kepompongku setelah aku terserang stroke. Bahwa banyak dari 'mereka (pengunjung mall), memandangku dengan sinis bahkan mengjekku dengagn kata2 vulgar,

"Ada orang cacat. Jalannya jelek" (waktu aku tidak lagi atas kursi roda) .......

Sudahlah. Buat apa peduli dengan cibiran orang lain? Yang terutama adalah semanagat untuk berkarya, bukan?

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline