Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Tersenyum dan Tertawalah kepada Kami untuk Berinteraksi...

Diperbarui: 30 Mei 2017   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

http://fitness.mercola.com

Jangankan hubungan antara mitra kerja dan pekerja disabilitas, hubungan pribadi antara penyandang disabilitas dan keluarga yang terdekat pun, harus saling mengerti.

Bicara tentang berinteraksi, penyandang disabilitas itu mempunyai kepekaan yang berbeda dengagn masyarakat pada umumnya. Keperkaan itu merupakan hasil dari keterbatasan fisik bagi disabilitas. Kepekaan itu bisa menjadi pemicu juga, dalam hubungan interaksi, sehingga untuk berinteraksi bagi penyadang disabilitas, memang harus berhati2.

Untukku sendiri sebagai bagian dari kaum disabilitas, selama 7,5 tahun ini aku sudah mampu untuk meredam emosiku yang bisa saja tiba2 meledak, tanpa tahu sebabnya. Ini belajar dari keadaan. Emosiku naik turun dan sering kali tidak terkendali. Sehingga, ketika aku ingin belajar untuk saling mengerti dengagn teman2 atau moitra kerjaku, aku harus belajar mengontrol emosiku.

Begiu juga dengagn kaum disabilitas pada umumnya. Kestabilan emosi kami memang rentan. Ketika tiba2 saja ada 1 kata atau 1 tindakan saja yang mengarah pada kami, bisa saja emosi kami tiba2 meledak. Sehingga, ada beberapa tips dariku untuk mengetahui cara berinteraksi dengagn kaum disabilitas, secara umum.

Pertama,

Kami sebagai kaum disabilitas itu tidak mau dikasihani. Kami hanya ingin dimengerti bahwa cara kami itu berbeda dalam melakukan sesuatu. Dan kami akan terus berusaha untuk melakukan sesuatu itu tanpa bantuan siapapun. Padahal mungkin teman2 disekeliling kami ingin membantu. Tetapiketika kami tidak ingin dibantu, berarti kami bisa melakukan sendiri.

Jadi, kami ingin, jika masyarakat pada umumnya mau membantu kami, TANYAKAN LAH TERLEBIH DAHULU,supaya semuanya menjadi jelas. Karena kami mungkin sebenarnya, mampu, tetapi cara kami berbeda. Mungkin cara kami lebih lama dengan cara yang umum. Atau mungkin kami harus mengumpulkan energy positif kami, sebelum melakukan pekerjaan itu.

Tetapi jika kami benar2 membutuhkan bantuan, kami tidak akan segan2 untuk memintanya, karena memang demikian lah adanya.

Seperti ketika aku harus berjalan terlalu jauh untuk mencapai suatu titik pertemuan. Pertama kali, aku bisa berjalan sendirian walau jalanku perlahan dan mungkin jalanku tidak menyakinkan yang terlihat, karena kaki kananku lumpuh. Tetapi aku merasa bisa sampai di ½ perjalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline