Musim dingin yang cantik ….. dedaunan berguguran, menyisakan ranting-ranting mungil cantik …..
Dari “Meteor Crater”, perjalanan kami menuju Los Angeles, melewati kota kecil bernama Flagstaff, yang juga merupakan bagian kecil dalam “Route 66”. Kami memang hanya sekedar melewatinya, tidak mampir sama sekali.
Tetapi aku hanya ingin bercerita, bahwa selama dari Dallas (negara bagian Texas) ke Los Angeles (California), melewati 5 negara bagian yang 3 di antaranya adalah padang pasir berumput (Texas, New Mexico, Arizona). Dan ketika kami mendekati Flagstaff di ujung negara bagian Arizona, pemandangan di luar mobil, jauh berbeda.
Jika dari Texas lewat New Mexico sampai Arizona, pemandangannya memang hanya gurun dan tandus, dengan sedikit pepohonan, ketika memasuki Flagstaff, mata kami menjadi segar karena pohon-pohon cemara menjulang tinggi, terus dengan ujungnya adalah pegunungan berselimut salju.
Rocky Mountain benar-benar bisa menjadi sebuah pegunungan ‘dualisme’. Di sisi arah selatan, awal pegunungan ini, merupkan gundukan bebatuan merah, seperti tanah liat yang tandus. Sepertinya tidak ada kehidupan di sana, kecuali rerumputan gurun dan beberapa jenis pepohonan gurun dan pastinya, lumut gurun yang menjadi media untuk pohon-pohonan bertumbuh.
Tidak ada binatang, apalagi rumah. Binatang-binatang gurun pasti ada. Luar atau tikus padang pasir, memang habitatnya. Dan kata adikkku, binatang gurun cukup buas. Selain ular berbisa, adalah coyote, sejenis serigala dengan tubuh lebih kecil.
Coyote yang hidup di gurun ini merupakan predator. Memangsa ayam, tikus padang pasir atau kelinci. Tetapi tidak sedikit coyote masuk ke desa-desa sekitar gurun untuk mencari makanannya.
Sejauh mata memandang, gurun pasir berumut pun di mana-mana. Sampai gundukan bebatuan merah, ujung selatan Rocky Mountain, itu mulai terlihat.
Dari Meteor Crater menuju ke Flagstaff. Dari ‘sejauh mata memandang hanya padang pasir berumput’, menjadi pepohonan cemara Ponderosa Pine.
Memasuki kota kecil Flagstaff, gundukan bebatuan merah itu menjadi hijau. Lumut-lumut bersemi dan menyuburkan pepohonan. Cemara-cemara tinggi dan cantik, meliuk-liukkan tubuhnya ditiup angin. Latar belakang Rocky Mountain memang terasa menyejukan.
Aku selalu teringat lagu “Naik-Naik Ke Puncak Gunung”. Rocky Mountain itu, meyuburkan ingatanku. Kenangan terindah, ketika sejak kecil orang tuaku sering mengajak kami berwisata. Ke Puncak, naik gunung lewat perkebunan teh, sambil melukis jika lelah.