Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Mengeksplore Roma, Mulai dari Sistina Rue

Diperbarui: 28 Juni 2016   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti


Sistina Rue, Rome, Italy

Roma, 1 Juli 2014

Kota Roma memang sangat spesifik. Bukan hanya sebuah koa Eropa yang sarat dengan bangunan-bangunan klasik seperti yang kami datangi sebelum-sebelumnya saja, tetapi kota Roma benar-benar sebuah kota tua sebelum abad Masehi dengan bangunan-bangunan yang benar-benar hanya tinggal puing-puing saja dan tidak bisa dipergunakan lagi, tetapi tetap di pelihara. Bahkan bongkahan-bongkahan bangunan yang terpotong dari campuan tanah dan batu-batu tersebut, tetapi dipelihara, walau posisinya malang melintang tidak karuan …..

Aku pernah 2x ke Roma dan saat ini adalah yang ketiga. Roma adalah sebuah kota yang sarat ‘cerita agama’, yang selalu membuat aku sedikit merinding jika aku benar-benar mengamati detail bngunan yang sebagian besar ada dalam cerita Kitab Suci.

Bahkan permukaan jalananpun sebagian besar benar-benar masih sama dijaman itu, dengan batu-batuan, yang sebenarnya tidak nyaman untuk bermobil, apalagi dengan kursi roda.

Hotel kami berada di Sistina Rue, sebuah jalan cukup lebar untuk 2 arah, dengan bangunan-bangunan tua yang masih asli. Suasana di Sistina Rue adalah hotel2 kecil kelas Bintang 1 sampai Bintang 3. Restoran-restoran dan Cafe-cafe khas Italy dan toko-toko tradisional, barang-barang dari kulit dari Florence, khas Italia. Walau Sistina Rue bukan merupakan tempat ‘kelas atas’, tetapi keran ini berada di Italy, sebagian besar barang-barangnya memang barang ‘made in Italy’, hihihi ….. pastilah …..

p1380274aaaa-577239f4759773340c4ea7ea.jpg

Beberapa toko tradisional enjual barang2 khas Italia di Sistina Rue

Permukaan jalan Sistina Rue merupakan bebatuan dengan desain khas Italy. Jalanan itu cukup ramai dengan  sistim ppedestrian yang nyaman walau tidak terlalu besar. Untukku cukup nyaman dengan kursi rodaku.

Taxi kami, berhenti di sebuah hotel kuno Bintang 2. Walau ditengah-tengah kota Roma, sewanya tidak mahal. Hanya sekitar Euro 120 atau sekitar 1,95 juta. Untuk kelas Roma, itu sungguh tidak mahal, tetapi tidak untukku, pastinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline