By Christie Damayanti
Dokumentasi pribadi
Langit putih bersih karena habis hujan deras, wisatawan2 memakai paying dan jalanan basah berbaur bu tanah, serta tetes2 air di dedaunan, membuat suasana Paris semakin romantic …..
***
Walau kami cukup kecewa sewaktu kami berada di Paris, tetapi memang Paris merupakan kota yang romantis. Bahkan mendung yang bergayut di awan pun menyiratkan sebuah keromantisan tersendiri.
Bukan cuma Paris, sih. Selama perjalanan kami di 7 negara di Eropa ini, semyanya memang romantis. Tetapi karena Paris sudah dikatqkan koya yang penuh dengan romantisme sejak dulu, maka di benak banyak orang Paris memang sebuah kota yang romantis.
Ditambah lagi, wisatawan2 dan warg di Paris pun mempunyai jiwa romantisme yang tinggi. Berbeda dengan kota2 yang kami kunjungi. Seperti misalnya di Amsterdam, The Hague atau Madurodam. Wisatawan2nya tidak romantis. Bahkan waktu itu, justru anak2 & remaja yang mendominasi wisata. Atau orang tua.
Begitu juga di Italy dan Vatican. Emunya lebih kepada wisata religi, sehingga suasana romantic tidak ada, pastinya. Bahkan di Swiss, walau dunia kota ‘1000 bunga Rappenswil, tidak mencerminkan romantisme. Padahal bunga mawar identik dengan romantisme, bukan? Semuanya aku tidak melihat muda mudi bercengkerama memadu kasih. Dan baju2 mereka hanya seperti wisatawan pada umumnya.
Di Paris, sebagian besar wisatawan serta warga kota memakai baju 'lebih'. Misalnya, untuk penahan dingin. Jika di kota2 lain mereka mengenakan jaket atau sweater standard berwarna netral ( warna hitam, abu2, putih atau warna khaki) dengan syal saja, tetapi di Paris banyak dari mereka memakai pullover atau long-coat berwarna 'jreng'. Syal nya dari cerpelai atau bulu binatang. Serta memakai topi cantik untuk perempuannya. Sedangkan di kota2 lain, mereka memakai topi pet (bahkan topi pet terbalik, seperti anak2 muda) saja .....
Selama wisata di 7 negara Eropa ini, yang paling mengecewakan di kota Paris. Hujan terus dan sedikit berhenti. Sehingga kami tidak puas untuk mengabadikan tempat2 wisata apa yang memang cantik. Ditambah lagi, tentang sebuah ketidak-pedulian dari beberapa 'oknum' warga tentang seorang wisatawan disabled dari negeri seberang, yaitu aku.