Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Romantisme tentang Paris, Tumbuh dan Berkembang Lewat ‘Jardin Notre-Dame’

Diperbarui: 12 Agustus 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

 

 

Jill-abeautifullife.blogspot

Sebelumnya :

Paris? Romantis? Ah …..

Taxi melaju cukup lambat, ketika kami masuk kota Paris, karena macet. Seingatku, sekitar jam 1 siang, jam makan siang dimana seperti di kota2 besar termasuk Jakarta, jalanan jam makan siang pasti macet. Banyak pegawai dalam mobil2 atau berjalan kaki, untuk keluar siang, mengakibatkan macet luar biasa! Parissss …… oooo Parissss ….., sepertinya wisata kali ini di Paris tidak seindah dan seromantis yang aku bayangkan. Dan anak2ku pun sudah mulai mengeluh,

“Mama, Paris seperti Jakarta ya? Macet, orangnya kasar2. Ga seperti waktu kita di Amsterdam, Brussels, Zurich atau Vaduz enak dan nyaman”, kata mereka.

Hmmmmm ……

Aku melongokkan tubuhku keluar jendela, karena taxi kami tidak menyalakan AC, karena pengemudinya merokok dan kurang sopan, padahal kami wisatawan asing yang menyumbang bagi negara mereka.

Ya, warga Perancis, khususnya Paris terkenal sombong dan kasar. Mereka boleh sombong, karena kota dan negara mereka selalu didatangi turis manca negara, walaupun mereka kasar. Mereka sombong dengan bahasa mereka, walau mereka berbahasa ibu mereka, turis manca negara tetap datang berbondong2 ke Perancis, khususnya Paris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline