By Christie Damayanti
[caption id="attachment_266731" align="aligncenter" width="579" caption="membangunkampung.blogspot.com"][/caption]
Sebelumnya :
'100 Desa Internet' sepertinya diganti dengan istilah '100 Kampung IT'. Artinya sama saja, tetapi sepertinya 'Kampung IT' akan lebih enak dan bermakna karena 'kampung' lebih menbahana dibanding 'desa' dan 'IT' lebih global dibandingkan dengan 'internet'.
Konsep '100 Kampung IT' yang didengungkan oleh GYD atau Griya Yatim dan Dhuafa yang diwakili oleh mba Syir beberapa hari lalu di rumahku pada meeting tidak resmi antata GYD, IDCC dan IDKita Kompasiana, ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari Kemen Kominfo. Dimana aku menuliskan artikel diatas dan di share ke Facebook-ku. Kemudian aku share kepada Prof. Kalamullah Ramli, Asisten Menteri Teknologi Kominfo, serta untuk Ibu Mariam F.Barata, sebagai Durektur Pemberdayaan Telemakita Kominfo.
Dengan latar belakang GYD sebagai sebuah yayasan untuk anak yatim dan kaum dhuafa, keinginan untuk membangun '100 Kampung IT' merupakan keinginan yang sangat relevan, ketika sekarang ini jaman sudah berubah. Bahwa masa depan anak2 dan remaja kita adalah dunia teknologi, sehingga relevansinya sangat 'akur' dan sejajar dengan keinginan kita, sebagai orang tua untuk mendidik anak2 kita ( dalam hal ini adalah anak yatim ) serta kaum dhuafa. Bahwa IT itu tidak berbatas hanya untuk kalangan mampu saja. Justru kaum dhuafa lebih membutuhkan untuk mengerti tentang teknologi. Karena teknologi sudah merambah dengan sedetil2nya di dalam kehidupan .....
Ketika IDKita Kompasiana bergandengan tangan dengan beberapa komunitas berbasis sosial, pendidikan dan teknologi, tidak menutup kemungkinan kita IDKita Kompasiana juga bergandengan tangan dengan anak yatim dan dhuafa serta teman2 yang tergabung dengan komunitas IDCC ( Indonesia Disabled Care Community ). Dan dengan keinginan kita bersama, gabungan beberapa komunitas berbais pelayanan dalam pendidikan serta teknologi bagi warga normal maupun disabled, segera kami akan membangun '100 Kampung IT'di 20 propinsi di Indonesia, dan program ini selama sekitar 5 tahun serta didukung penuh dengan pemerintah dengan koordinasi2 yang perlu .....
Pebdidikan, tidak hanya identik dengan 'bersekolah' yang formal. Tetapi justru pendidikan non-formal dari keluarga, lingungan dan kehidupn, yang lebih berperan untuk membentuk karakter bangsa. Pada kenyataannya, jaman sekarang ini pendidikan non-formal justru menjadian anak2 dan remaja kita berkembang ke arah yang negatif. Tawuran. Merokok usia muda. Seks bebas. Dan internet atau teknologi yang tidak sehat .....
Membangun '100 Kampung IT' identik dengan membangun pendidikan non-formal bagi warga di kampung tersebuut. Bahwa masih banyak warga di pelosok2 terpencil di Indonesia belum bisa menikmati 'dunia tanpa batas' lewat internet. Tetapi '100 Kampung Internet' ini tetap harus menjadi 'Internet yang Sehat dan Aman', seperti yang terus digaungkan oleh IDKita Kompasiana. Bukan hanya sekedar membangun '100 Kampung IT' dengan internet yang seketika berubah menjadi serigala2 yang ganas bagi mereka ......
Griya Yatim dan Dhuafa ( GYD ) mempunyai program SMART untuk pelatihan, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia, untuk menerima dan memanfaatkan dana yang terhimpun bagi anak2 dan remaja disabled dan difabel, yang akan dimasukan sebagai komunitas binaan berbasis asrama baru. Setelah itu, akan diberikan perangkat komputer dengan tenaga pengajarnya untuk mengoptimalkan proses pembelajaran pada penerima manfaat, yang beerasal dari pemerintah, masyarakat yang terpanggil ( relawan ), untuk mengikuti pelatihan standardisasi program.